Museum Sepak Bola Jepang, Membawa Atmosfer Piala Dunia 2002 dan Mimpi Besar Sepak Bola Jepang
INDOSPORT.COM - Perkembangan sepak bola di Jepang memang semakin pesat. Terlebih setelah Jepang sukses menjadi tuan rumah Piala Dunia 2002.
Memang Piala Dunia 2002 meninggalkan kesan yang mendalam bagi insan sepakbola Jepang. Bukan dari segi prestasi tim, melainkan pencapaian bagus mereka sebagai salah satu tuan rumah bersama dengan Korea Selatan kala itu.
Semua kenangan manis itu pun terekam jelas terasa saat awak INDOSPORT mendapatkan kesempatan mengunjungi Museum Sepak Bola Jepang.
Dalam museum ini memang tersimpan jelas semua kenangan manis akan perkembangan sepak bola Timnas Jepang.
Dengan tarif masuk sebesar 550 yen atau setara dengan 62 ribu rupiah, mata kita akan dijajakan serta diajak untuk mendalami akan sejarah sepak bola Jepang.
Museum Sepak Bola Jepang terletak satu kompleks dengan kantor pusat Japan Football Association (JFA, PSSI-nya Jepang) di JFA House, Football Avenue, Bunkyo-ku, 113-8311, Tokyo.
Begitu masuk kita akan disuguhkan bagian kecil akan pernak-pernik Timnas Jepang saat berlaga di Piala Dunia Qatar 2022.
Terlihat ada id card pemain serta jersey yang digunakan Maya Yoshida dan rekan-rekan berlaga di Qatar 2022 lalu. Pengunjung akan dibawa semakin dalam akan kenangan Piala Dunia 2002 di Jepang di lantai basement pertama.
Di lantai ini menjadi ruangan khusus sejarah Piala Dunia 2002. Di ruangan ini tergambar jelas akan kenangan-kenangan terkait Piala Dunia 2002.
Di mulai dari foto-foto momen terbaik sepanjang perhelatan Piala Dunia 2002.
1. Suasana Museum Sepak Bola Jepang
Tak hanya itu, kita bisa melihat akan jas yang digunakan perangkat pertandingan hingga rompi wartawan. Selain itu ada juga diorama patung kesebelasan Timnas Jepang yang melingkar seperti akan memulai pertandingan.
Pengunjung bisa turut serta dalam lingkaran tersebut sambil menggandeng pemain dan merasakan atmosfer menjelang pertandingan. Memang ruangan ini mengajak kita untuk merasakan suasana atmosfer Piala Dunia kala itu.
Bergeser ke ruangan sebelah, kali ini kita disuguhkan akan deretan-deretan jersey Timnas Jepang dari masa ke masa. Di mana dimulai dari jersey tahun 1917 sampai saat ini.
Jersey yang pernah dikenakan para bintang Jepang juga ikut dipajang di sebelahnya. Mulai milik Junichi Inamoto, Yoshikatsu Kawaguchi, Hidetoshi Nakata, Keisuke Honda, Eiji Kawashima, sampai Shinji Kagawa.
Ruangan itu didesain mirip dressing room atau ruang ganti pemain.
Bahkan di sisi ini ada jersey Timnas Jepang saat tampil di Olimpiade 1930 silam. Jersey tahun ini masih seperti sweater berbahan rajutan.
Tak hanya di ajakan untuk menyelami masa-masa kejayaan Timnas Jepang saat menjadi tuan rumah Piala Dunia, pengunjung juga diajak untuk menaruh mimpi besar.
Seperti halnya sepak bola Jepang, di museum ini mereka sudah bermimpi untuk bisa menjadi juara Piala Dunia 2050 silam.
Tentu ini mimpi yang amat besar, namun dari mimpi ini sepak bola Jepang mengajak kita untuk berani bermimpi besar meski jarak yang akan ditempuh masih sangat jauh.
Hal ini pun diakui oleh masyarakat Indonesia, Serafin Unus Pasi yang turut hadir melihat museum sepak bola Jepang ini. Baginya dia ini mengajarkan bahwa sepak bola Jepang memang dibangun tidak dalam proses yang instan.
"Tentu lewat museum ini kita bisa melihat sepak bola Jepang tidak dibangun dalam semalam. Semua butuh proses panjang hingga Jepang bisa seperti sekarang," ucap Serafin.
Pria yang kerap disapa Abud ini pun meyakini bahwa sepak bola Indonesia sejatinya juga bisa untuk meraih sukses ini. Jadi baginya tidak perlu takut untuk bermimpi.
"Kalau sepak bola Jepang bisa sukses seperti ini, kenapa Indonesia tidak bisa," tukas Abub.
Memang .melalui museum tersebut, Federasi Sepakbola Jepang (JFA) seakan ingin memberitahukan kepada generasi penerus bahwa di sanalah terdapat pernak-pernik yang menjadi cikal bakal mendunianya sepakbola negeri Matahari Terbit.