INDOSPORT.COM - Aksi solidaritas terhadap rasisme orang kulit hitam tengah gencar dilakukan beberapa tokoh besar olahraga, namun Presiden Donald Trump malah memberikan respons yang berpotensi memecah-belah Amerika Serikat.
Sebelumnya, insiden kematian George Floyd, warga Afrika-Amerika yang tewas dibunuh polisi Minneapolis bernama Derek Chauvin menyulut aksi kerusuhan di seluruh wilayah Negeri Paman Sam.
Sebagai bentuk solidaritas, beberapa olahragawan kenamaan Amerika Serikat pun melakukan aksi berlutut saat lagu kebangsaan dikumandangkan.
And it looks like the NFL is heading in that direction also, but not with me watching! https://t.co/aGfBaK7RNA
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 13, 2020
Aksi ini terinspirasi bintang American Football (NFL), Colin Kaepernick, sebagai bentuk perlawanan terhadap rasisme yang menjadi permasalahan pelik di negara tersebut. Banyak kalangan mengikuti gerakan ini, mulai dari tokoh dunia olahraga maupun selebriti.
Tidak terkecuali Megan Rapinoe selaku kapten timnas wanita Amerika Serikat yang dikenal sebagai salah satu kalangan minoritas LGBT.
Pesepak bola peraih Ballon d'Or wanita 2019 ini lakukan aksi berlutut sebagai bentuk perlawanan terhadap rasisme warga kulit hitam dan perjuangkan haknya sebagai lesbian.
Mendukung tindakan mulia ini, Federasi Sepak Bola AS (USSF) lantas mencabut aturan kebijakan Timnas untuk berdiri selama lagu kebangsaan berkumandang sebagai wujud penghormatan simbolis Floyd.
Akan tetapi, bukannya ikut perjuangkan hak orang lain, Presiden Donald Trump malah memunculkan sikap pemicu kerusuhan.
I won’t be watching much anymore! https://t.co/s8nCg9EJSW
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) June 13, 2020
Melansir laman The Conservative Opinion, Trump melontarkan cuitan bahwa dirinya enggan menonton pertandingan kala timnas Amerika Serikat berlaga dalam berbagai kompetisi internasional, termasuk Piala Dunia.
Orang nomor satu di Amerika Serikat tersebut mengkritisi aksi berlutut para atlet saat lagu kebangsaan dikumandangkan sebagai bentuk tak menghormati bangsa sendiri dan bendera.
Selain tak sepaham dengan perjuangan warga kulit hitam, Donald Trump juga menjadi salah satu penggagas yang enggan menyetujui hak warga LGBT. Bukan mustahil tindakan bebalnya itu akan kembali memicu kerusuhan di Amerika Serikat.