Monica Aksamit, Atlet Anggar Cantik Amerika yang Punya Kisah Hidup bak Cerita Drakor
INDOSPORT.COM – Seorang atlet anggar asal Amerika Serikat, Monica Aksamit, memiliki pesona kecantikan tak main-main, dengan perjalanan hidup bak drama Korea (Drakor).
Sebagai informasi, saat ini sedang demam drama Korea (drakor) “ 2521” tentang kisah Olimpian anggar yang mampu menggapai mimpi dengan sekelumit perjuangan.
Realitas di dunia nyata, sepertinya banyak kisah yang tak kalah menyentuh tentang seorang atlet anggar dengan sekelumit masalahnya masing-masing.
Seperti yang dialami oleh atlet anggar bernama Monica Aksamit. Melansir laman Patch, lahir di New York City pada 18 Februari 1990, Monica Aksamit terbiasa hidup jauh dari orang tuanya sejak kecil.
Pada usia satu setengah tahun, Monica Aksamit tinggal dengan kakek-neneknya di Polandia. Sementara ayah dan ibunya di Amerika Serikat.
Monica Asamit lalu mengenal anggar pada usia 9 tahun dengan mengambil kelas di Sekolah Anggar Amerika Polandia di Linden. Nahasnya, hal itu tak lama setelah ayah dan ibunya bercerai.
“Orang tua saya adalah seorang imigran. Mereka bercerai ketika saya berusia 8 atau 9 tahun,” ucap Monica Aksamit melansir laman Patch.
Sejak perceraian orang tuanya, masalah keuangan hampir membuat Monica Aksamit keluar dari sekolah anggar tersebut.
“Beberapa kali ibu saya harus berbicara dengan pelatih saya dan dia mengatakan bahwa dia menyesal karena harus menarik saya keluar (dari sekolah anggar),” ucap Monica Aksamit.
“(Namun) pelatih saya akan selalu berkata, sama sekali tidak, saya melihat begitu banyak bakat pada anak Anda. Dia harus melanjutkan olahraga ini,” kenang Monica Aksamit.
1. Hidup dari Anggar Hingga Raih Medali Olimpiade Rio 2016
Masalah keuangan keluarga Monica Aksamit saat itu terus berlanjut, dengan kehidupan barunya bersama sang ibu di Amerika Serikat.
Semakin dramatis terjadi ketika Monica Aksamit mencoba ‘menghidupi keluarganya’ melalui olahraga anggar. Pada usia 15 tahun, dia berlatih di “Friday Night Fence” yang dimiliki pelatih anggar terkenal dunia, Yurry Gelman.
“Dia (Yurry Gelman) mendekati saya, dia berkata, ‘Saya melihat bakat hebat dalam diri Anda. Saya ingin menjadi pelatih Anda, berapa nomor ibumu sehingga saya bisa menelponnya?” kenang Monica Aksamit.
Demikianlah terobosoan besar dalam kehidupan Monica Aksamit. Dengan perjuangannya demi keluarga, Moncia Aksamit masuk tim nasional junior dan memenangkan Kejuaraan Angga Dunia 2008.
Monica Aksamit kemudian mulai berkuliah di Pennsylvania State University dengan beasiswa penuh di Jurusan Kinesiologi. Dia sempat pergi sebelum lulus, namun akhirnya merampungkan gelarnya.
Setelah lulus kuliah, Monica Aksamit terus mengais rejeki mulai dari menjadi guru anggar di berbagai komunitas. Sampai akhirnya dia berjumpa sang ibu yang memberinya semangat ke Olimpiade.
Terbukti, Monica Aksamit berhasil terpilih sebagai tim cadangan anggar Amerika di Olimpiade Rio 2016. Sayangnya, dia mengalami patah tulang belakang, sampai harus tampil dengan penyangga di Olimpiade.
Kendati cedera dan berstatus cadangan, namun Monica Aksamit bersama Ibtihaj Muhammad mampu membuktikan dirinya hingga berhasil meraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016.
Kini, Monica Aksamit yang sempat kesulitan keuangan, bahkan sukses ‘nyambi’ sebagai model top Amerika Serikat di bawah naungan sebuah agency ternama, Ford Model.
Namun, Monica Aksamit tetap konsisten dengan kecintaannya pada dunia anggar. Terdekat dia akan ikut Coupe Du Monde (6 Mei 2022) dan Coupe Du Monde Par Equipes (8 Mei 2022) di Tunisia.
2. Atlet Anggar Argentina Dapat Jodoh di Olimpiade
Selain Monica Aksamit yang memiliki sekelumit masalah hidup dalam perjalanannya meraih medali Olimpiade Rio 2016, ada kisah menarik lainnya dari atlet anggar Argentina.
Meski gagal meraih medali Olimpiade Tokyo 2020, atlet anggar Argentina, Maria Belen Perez Maurice, mendapatkan jodoh usai dilamar oleh pelatihnya, Lucas Guillermo Saucedo di panggung olimpiade.
Momen tersebut terjadi usai Maria Belen Perez Maurice terpaksa harus kalah atas fencer Hungaria, Anna Marton dengan skor 15-12 di nomor saber pada Senin (26/07/21).
Maria Belen Perez Maurice yang merasa kecewa pun tetap tegar saat menjalani wawancara pasca tampil dengan salah satu stasiun televisi Argentina terkait kekalahannya di Olimpiade.
Namun saat tengah wawancara, tiba-tiba Lucas Guillermo Saucedo yang merupakan pelatih sekaligus kekasinya datang dari belakang.
Kemudian Lucas membuka sebuah kertas yang di bawanya yang bertuliskan “Maukah kamu menikah denganku? Tolong” dalam Bahasa Spanyol sebagai bentuk lamarannya untuk Maria.
Baca selengkapnya: Medali Emas Melayang, Atlet Anggar Argentina Malah Dapat Jodoh di Olimpiade