Sebelum Olimpiade Tokyo, Hidilyn Diaz Hidup Penuh Toleransi di Malaysia
Ahmad Janius Abdullah pun juga sangat senang melihat Hidilyn Diaz berhasil merengkuh medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.
Menurutnya, perempuan berusia 30 tahun tersebut adalah inspirasi bagi orang-orang di Jasin dan pastinya para warga Filipina.
Seperti diketahui, Hidilyn Diaz menjadi atlet pertama yang menggondol medali emas untuk negaranya lewat cabor angkat besi kelas 55kg putri.
Raihan ini pun sekaligus memuaskan dahaga Filipina yang sudah puasa gelar begitu lama, sejak pertama kali berpartisipasi di Olimpiade 1924.
Perjuangan Diaz berlatih di Malaysia pada akhirnya membuahkan hasil dan tidak sia-sia. Menurut laporan AFP, ia menghabiskan setidaknya 17 bulan di Negeri Jiran, termasuk saat masa-masa pembatasan Covid-19.
Diaz pergi ke Malaysia pada Februari tahun lalu karena pelatihnya, Gao Kaiwen, berpikir akan lebih baik baginya untuk fokus pada kualifikasi ke Tokyo.
Karena pembatasan Covid-19 termasuk penutupan gym untuk memutus penularan virus, Diaz kehilangan akses berlatih menggunakan alat-alat berat, ditambah ketidakpastian apakah Olimpiade Tokyo 2020 jadi diadakan atau tidak.
Lalu bulan September pada tahun yang sama, ia pun pindah ke Jasin di Melaka dan tinggal di rumah Ahmad Janius Abdullah.
Diaz pun mulai menggunakan gym terdekat, tetapi pembatasan selama pandemi ternyata diperketat lagi, memaksanya untuk berolahraga di halaman rumah, ditemani semilir angin dan teriknya matahari.
Kedutaan Filipina di Malaysia pun sudah menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak, termasuk pemerintah, yang sudah menjaga Hidilyn Diaz selama tinggal di Jasin, Melaka.
Sementara itu, sang atlet juga bukan kacang yang lupa kulit. Setelah meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020, ia mengucap terima kasih kepada warga Malaysia dan mereka yang telah membantu dirinya selama ini.