Laga bertajuk El Clasico versi basket Indonesia ini memang selalu menghadirkan pertandingan yang menarik untuk disaksikan.
Selain karena sejarah pertemuan kedua tim yang selalu mendominasi gelar juara, keduanya baik Aspac maupun Satria Muda (SM) sama-sama berasal dari Jakarta.
Sejak tip-off kuarter pertama, Aspac berhasil unggul atas Satria Muda, dimana beberapa penggawa mereka, seperti Dhyaksa Prastawa, Mario Gerungan, dan Fandy Ramadhani berhasil membawa keunggulan untuk timnya.
Kuarter pertama pun berhasil menjadi keunggulan untuk mereka dengan skor 17-11, Satria Muda yang menyandang status juara bertahan di kompetisi sebelumnya tak ingin dipermalukan begitu saja. Mereka pun berhasil memperkecil skor menjadi 27-28 saat menjelang turun minum.
Memasuki kuarter ketiga, SM seakan mendapat suntikan motivasi dari pelatihnya, Satrya Cokorda, dimana mereka berhasil mengembalikan kedudukan menjadi 53-41 atas Aspac.
Pada kuarter keempat, SM semakin tak terbendung, sementara Aspac masih belum mau menyerah meski mereka telah tertinggal jauh. Terbukti saat memasuki menit akhir, mereka hampir saja mengejar ketertinggalan, sayang beberapa peluang seperti free throw yang didapat Prastawa gagal membuahkan hasil.
Hingga akhirnya, pertandingan pun berhasil dimenangkan oleh Satria Muda Pertamina dengan skor 70-61 atas M88 Aspac. Kemenangan ini cukup dramatis, karena SM sempat unggul 20 point di pertengahan akhir kuarter ini.
Pemain veteran SM, Ronny Gunawan menjadi pencetak skor terbanyak dalam pertandingan ini dengan menghasilkan 16angka, sementara Dhyaksa Prastawa menjadi pencetak skor terbanyak untuk Aspac dengan mencetak 22point.