Bimasakti Nikko Steel Malang secara mengejutkan dengan mendulang kemenangan tipis 47-46 atas tim kejutan asal Jakarta, Stadium Happy 8.
Padahal, dalam pertandingan tersebut, Stadium Happy 8 mampu mendoinasi jalannya pertandingan. Namun, siapa yang sangka jika Bimasakti mampu bangkit dan justru sukses tersenyum lebar di akhir pertandingan.
“Dari awal saya sudah bilang, kalau Bimasakti ingin selalu belajar dari setiap pertandingan dan puji Tuhan, permainan kami terus mengalami peningkatan hingga saat ini. Defense para pemain sangat bagus di game ini, mereka juga selalu menekan pertahanan lawan. Kami harus lebih menjaga fokus permainan karena tadi hampir tergelincir di kuarter keempat,” ungkap Oei A Kiat, pelatih Bimasakti.
Yanuar Dwi Priasmoro (tengah/putih), power forward Bimasakti, mendapat penjagaan ketat dari dua pemain Stadium.
Di pertandingan lainnya, Pelita Jaya Energi Mega Persada Jakarta berhasil meredam perlawanan sengit dari tim kejutan lainnya, Hangtuah Sumsel.
Tim yang akrab dipanggil PJ itu sukses meraih kemenangan dengan skor 62-46, di mana dalam laga tersebut Ponsianus 'Komink' Nyoman Indrawan dan kawan-kawan sempat dibuat frustasi pada hampir seluruh laga.
Bahkan, jika PJ lengah sedikit mereka bisa saja gagal meraih kemenangan, karena memasuki pertengahan babak kedua, Hangtuah mampu mempertipis keadaan.
Ponsianus 'Komink' Nyoman Indrawan, power forward PJ (kanan/oranye).
Beruntung mental runner-up musim lalu (masih menggunakan format NBL) tersebut masih tinggi, sehingga mereka berhasil mempertahankan keunggulan. Hingga berakhirnya laga, mereka tetap unggul atas tim asal Sumatera Selatan tersebut.
“Saya memberikan kredit kepada Hangtuah yang bermain bagus hari ini, di seri ini kekuatan pemain utama dan pemain pelapis bisa dikatakan hampir seimbang, sehingga tidak ada masalah ketika saya mengubah formasi starting five. Rotasi permainan kami juga berjalan lebih baik.” Ungkap Benjamin Alvaresipin III, pelatih Pelita Jaya.
Pada pertandingan terakhir di hari Sabtu, 27 Februari kemarin, tersaji pertarungan besar antara M88 Aspac Jakarta melawan CLS Knights Surabaya.
Fidyan Dini, center M88 Aspac Jakarta (kanan/putih) mencoba memasukkan bola dan dijaga oleh M. Thoyib, center CLS Knights Surabaya.Duel pemain penuh bintang ini pun tersaji layaknya final, karena berjalan dengan cepat dan keras. Pada kuarter pertama dan kedua, Aspac harus kerepotan melawan permainan dari CLS yang mampu mendominasi di paruh pertama, sebelum turun minum pun CLS berhasil unggul dengan skor 35-31.
Usai turun minum, bintang Aspac, Andakara Prastawa Dhayksa mampu mengeluarkan magisnya dengan menjadi motor serangan bagi timnya tersebut. Tak heran jika ia menjadi pencetak angka terbanyak dalam laga tersebut dengan mencetak 19point.
Duel sengit point guard terbaik dari masing-masing tim, Andakara Prastawa (kiri/Aspac) dan Mario Wuysang (CLS).
Jumlah tersebut sekaligus membawa timnya mampu bangkit dan berhasil menutup kemenangan dalam pertandingan dengan skor 75-70.
“Saya sangat puas dengan permainan anak-anak hari ini. Meski di tiga kuarter awal kami tertinggal, akhirnya anak-anak bangkit di kuarter selanjutnya. Pada awal permainan, para pemain terlalu tampil terburu-buru, sehingga kurang maksimal dalam mengeksekusi bola,” ujar Jugianto Kuntardjo, pelatih kepala Aspac.