Wawancara Khusus

Perjuangan Raisa Aribatul, Atlet Putri Indonesia yang Berjihad di Lapangan Basket

Minggu, 6 November 2016 13:00 WIB
Penulis: Lanjar Wiratri | Editor: Galih Prasetyo
 Copyright:
Awal terjun di dunia basket

INDOSPORT: Awal berkarier di dunia basket?

Raisa: Saat Sekolah Menengah Pertama (SMP) diajak tim basket Ponorogo bergabung lalu ikuti kompetisi di Kejuaraan Daerah (Kejurda). Saat itu ada perwakilan dari Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) yang melihat kemampuan pemain dareah lalu kemudian dipanggil untuk ikut Kejurnas, PON, dll.

INDOSPORT: Ikut PON waktu itu tahun berapa?

Raisa: 2008 main di PON, di tahun itu saya sudah memperkuat Universitas Airlangga hingga terakhir tahun 2013 kemarin.

INDOSPORT: Kendala karena berjilbab?

Raisa: Saat peraturan berjilbab sudah diterapkan, saya masih diizinkan bermain tapi kena technical foul. Jadi setiap bermain saya selalu dianggap melakukan technical foul alias pelanggaran.

Lalu pada 2007, tak ada lagi larangan berjilbab di Indonesia. Waktu itu Adhyaksa Dault (Menpora saat itu) memberikan toleransi jika atlet berjilbab dibolehkan bertanding tapi ya itu peraturan khusus untuk regional Indonesia saja.

182