Juara bertahan Indonesian Basketball League (IBL) musim 2016, CLS Knights Surabaya, baru-baru ini menyatakan mundur dari kompetisi basket Tanah Air karena tidak bisa memenuhi aturan dari panitia IBL agar setiap klub peserta memiliki badan hukum berbentuk Perusahaan Terbatas atau PT. Namun, rupanya nasib CLS Knights masih menunggu keputusan lebih lanjut.
Direktur IBL, Hasan Gozali dikabarkan sudah bertemu dengan pengurus Yayasan Cahaya Lestari Surabaya (pemilik CLS) di Surabaya pada Sabtu (29/07/17) lalu. Kedua belah pihak kabarnya masih mencari opsi terbaik agar CLS bisa tetap berkompetisi di IBL musim depan, mengingat klub itu merupakan salah satu klub besar di Indonesia.
"Kami berusaha mencari jalan tengah, semoga segera bisa memperoleh titik temu. Sebenarnya mereka juga masih ingin terus berpartisipasi di IBL," ujar Hasan Gozali seperti dilansir dari lama Indonesian Basketball League.
Di sisi lain, pihak CLS menyambut baik aturan dari pihak IBL, namun secara terbuka sudah menyatakan keberatan jika harus mengubah badan hukum ke PT. Alasannya karena klub tersebut dibentuk dan dimiliki oleh anggota yayasan yang jumlahnya cukup banyak, sehingga untuk mengubah badan hukum dari yayasan ke PT itu sangat tidak memungkinkan.
"Sepertinya berat bagi CLS untuk berbentuk PT, sebab anggota yayasan mereka sangat banyak," tutur Managing Partner CLS, Christopher Tanuwijaya.
"Rencana IBL mendorong klub berbentuk PT mungkin bagus dan sudah dihitung dalam perencanaan bisnis mereka, sayang saat ini CLS belum bisa mengikuti langkah IBL," sambungnya.
"Tim ini adalah milik Yayasan CLS, biarlah tetap menjadi milik Yayasan CLS," tegas Christopher.
Keputusan CLS Knights untuk mundur dari IBL sebenarnya pernah dihadapi CLS Knights pada musim 2017. Namun ketika itu mereka masih mendapat keringanan dari pihak panitia IBL yang mengizinkan klub Kota Pahlawan itu tetap berkompetisi, di mana hal yang sama juga sempat terjadi dengan Aspac Jakarta. Akan tetapi, aturan itu tidak bisa ditoleransi di musim kompetisi 2017-2018 nanti.