Setelah memutuskan tidak lagi berkompetisi di Indonesian Basketball League (IBL) tahun depan, kini CLS Knights Surabaya putar haluan dan memastikan diri bermain di ajang ASEAN Basketball League (ABL) 2018. Hal itu disampaikan oleh Managing Partner CLS Knights Surabaya, Christopher Tanuwidjaja.
Christopher bahkan menyebut CLS Knights telah mendapat undangan untuk bermain di ABL sejak lama. Namun, keputusan untuk bergabung baru diambil beberapa waktu belakangan dengan alasan ingin menjajal level kompetisi yang lebih tinggi di kawasan Asia Tenggara.
“Sejak kami memutuskan tidak ikut IBL, banyak tawaran dari liga-liga negara tetangga. Kami diminta untuk ikut bergabung dengan mereka, tapi kami harus memikirkan matang keputusan tersebut," ujar Christopher dilansir dari Mainbasket.
- Putuskan Mundur, Nasib CLS Knights di IBL 2018 Masih Dibahas
- Tak Bisa Penuhi Syarat, CLS Knights Mundur dari IBL Musim Depan
- Hadapi Satria Muda, Kemenangan Jadi Harga Mati CLS di Game Ketiga Semifinal
- Bungkam CLS, Satria Muda Jaga Asa ke Final IBL
- (FOTO) Serunya Sean Gelael Nonton Satria Muda vs CLS
"Lalu ABL memberikan tawaran kepada saya, kemudian saya bertemu dengan anggota yayasan CLS dan mereka setuju. Jadi keputusan ini kami ambil bersama-sama. Kami ingin agar tim ini tetap ada dan tetap bisa memberikan suguhan bagi penggemar basket Indonesia,” sambungnya.
Dengan bergabung ke ABL, maka CLS Knights Surabaya menjadi klub Indonesia ketiga yang bermain di liga basket kawasan Asia Tenggara tersebut. Sebelumnya Satria Muda atau dikenal dengan Indonesia Warriors dan Hangtuah Sumatera Selatan telah lebih dahulu mencicipi panasnya kompetisi antar klub basket Asia Tenggara.
Untuk susunan pemain, Christopher mengaku bakal mempertahankan susunan pemain yang ada. Bahkan Ia menyebut bintang CLS Knights Surabaya, Mario Wuysang, yang sebelumnya memutuskan untuk pensiun bakal kembali bermain. Menurut Christopher keikutsertaan CLS ke ABL juga membuktikan komitmen dan tanggung jawab mereka kepada para pemain.
“Saya tidak ingin memberikan janji-janji yang tidak mampu saya penuhi, terutama bagi pemain. Oleh karena itu banyak yang beranggapan saya seperti menggantung nasib mereka, juga dengan Mario Wuysang,” sambungnya.
“Tapi setelah pasti main di ABL, saya beri tahu Mario dan dia setuju untuk bergabung dengan CLS Knights tampil di ABL. Dia pemain yang pertama tahu keputusan ini,” tegas pria yang akrab disapa Itop itu.
Sebagai informasi, CLS Knights Surabaya memutuskan mundur dari ajang IBL dan bergabung ke ABL dikarenakan klub yang telah berusia 70 tahun tersebut tak bisa memenuhi persyaratan dari pihak IBL yang mengharuskan setiap peserta membentuk Perseroan Terbatas (PT). Dalam hal ini, badan usaha yang menaungi CLS adalah berbentuk yayasan yang dimiliki oleh banyak pihak.