Tim basket CLS Knights Indonesia semakin intens mempersipkan diri untuk berlaga di ajang ASEAN Basketball League musim ini. Mereka pun terus berlatih secara keras untuk tampil gemilang di ajang tersebut.
Bertempat di lapangan GOR CLS Dharmahusada, tim besutan Koko Heru Setyo Nugroho membekali seluruh materi latihan baik fisik dan taktik. Bahkan latihan keras menjadi menu keseharian yang harus dilahap oleh Mario Wuysang dan rekan-rekannya.
Namun semasa persiapan tim terselip cerita menarik yang menjadi kenangan bagi para pemain. Terutama bagi Brian Williams, center impor CLS asal Amerika Serikat.
Pemain bertinggi badan 208 cm dan berbobot 125 kg tersebut tidak akan pernah melupakan kejadian beberapa hari silam saat melakoni sesi latihan tim. Pasalnya, satu aksi power dunk Brian "merusak” salah satu ring GOR Dharmahusada.
“Mungkin saat itu ia terlalu bersemangat melakukan dunk, sehingga membuat ring bergeser 10 cm ke belakang. Bahkan ringnya sampai bengkok hingga terpaksa harus kita las," ucap Christoper selaku Managing Partner CLS Knights Indonesia, dalam keterangan resmi yang diterima INDOSPORT, Sabtu (28/10/17).
"Bahkan untuk menggeser posisi ring kembali ke depan sedikitnya membutuhkan tenaga sampai 10 orang. Setelah kejadian tersebut ia mengaku kapok untuk melakukan dunk lagi," tambah Christoper.
Brian Williams merupakan salah satu pemain asing yang berpengalaman berlaga di ABL. Sebelumnya ia pernah memperkuat San Miguel Beermen (juara tahun 2013) dan Westporst Malaysia Dragons. Pada ABL musim ini ia akan bermain dengan rekan sejawatnya di Universitas Tennesse, Duke Crews, yang sudah menjadi idola bagi fans CLS Knights.
Kesan dan harapan positif juga diutarakan oleh Christopher mengenai Brian Williams. Pebasket yang juga pernah merasakan liga basket di Republik Dominika itu (bersama tim Titanes Licey), diharapkan bisa memberikan dampak yang baik buat tim secara keseluruhan.
“Ia (dan juga para pemain asing lainnya) tidak banyak menuntut dan sejauh ini selalu bersikap profesional dan bisa berbaur dengan tim. Mungkin adaptasi cuaca panas saja yang menjadi kendala. Setiap break latihan ia segera mencari kipas angin di sudut lapangan,” tutup Christopher.