Sebelumnya sempat diberitakan, bahwa dunia olahraga bola basket dalam kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) 2017 tengah digemparkan dengan pengaturan skor atau match fixing. Dikabarkan, terdapat delapan pemain plus satu ofisial yang telah mendapat sanksi dari Perbasi.
Mereka yang terlibat adalah delapan pebasket klub JNE Siliwangi Bandung. Yaitu, Ferdinand Damanik (lima tahun), Tri Wilopo, Gian Gumilar, Haritsa Herlusdityo, Untung Gendro Maryono (masing-masing empat tahun), Fredy, Vinton Nolan Surawi, Robertus Riza Raharjo (tiga tahun).
Namun kini, Danny Kosasih selaku Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) mengatakan bahwa pihaknya telah mengidentifikasi 13 nama lain yang diduga terlibat skandal pengaturan skor.
Walau begitu, Danny tengah mengumpulkan bukti-bukti terkait untuk menjatuhkan sanksi terhadap 13 nama tersebut.
“Di Perbasi ada daftar 13 orang yang antre (untuk dijatuhkan sanksi). Begitu tahu benar buktinya langsung akan kami jatuhkan sanksi. Kita tunggu saja. Ini dari banyak kasus,” kata Danny dikutip CNN Indonesia.
“Kini semuanya sedang kami usut, tapi belum ada bukti jadinya saya enggan bilang. Kalau ada bukti, engga usah ditunggu, nanti saya selesaikan. Laporan ke kami banyak, tapi belum tentu benar, harus ada bukti,” tambahnya.
Kabid Bidang Hukum, George Fernando Dendeng sebelumnya membocorkan nominal uang yang diterima oleh delapan pemain yang terlebih dulu terkena sanksi. Jumlahnya mencapai ratusan juta per pertandingan.
“Besar. Sampai ratusan juga. Per pertandingan dibagi ke sembilan orang. Mereka kerja tim. Pengandaian, 900 juta rupiah dibagi 9 orang? Besar sekali. Lebih baik berhenti saja. Untuk melindungi pimpinan klub, yang mau keluar uang setiap tahun, membayar mereka,” kata George.