In-depth

Perkiraan Starting dan Strategi Timnas di Laga Indonesia vs Korea Selatan

Selasa, 14 Agustus 2018 13:58 WIB
Editor: Abdurrahman Ranala
 Copyright:
Prediksi Strategi

Sebelum Asian Games 2018, Indonesia pernah bertemu dengan Korea Selatan di turnamen William Jones Cup 2018 bulan Juli lalu. Saat itu, Indonesia menahan Korea Selatan 79-79 di akhir kuarter keempat. 

Meski akhirnya kalah 86-92 di babak overtime, Indonesia menunjukkan bahwa mereka tak kalah dari segi permainan. Untuk itu, di laga perdana Grup A cabor basket 5x5 Asian Games 2018, Indonesia bisa menerapkan strategi yang tak jauh berbeda dari laga di William Jones Cup 2018. 

Dari segi penyerangan, Timnas Basket Indonesia sangat piawai dalam tembakan 3 poin. Indonesia memiliki shooter-shooter hebat seperti Sandy Febiansyakh, Andakara Prastawa, atau Abraham Damar. 

Pemain-pemain lain juga memiliki tembakan 3 angka yang sama baiknya, mulai dari Xaverius Prawiro, Arki Dikania Wisnu, Jamarr Johnson, bahkan Big Man seperti Valentino Wuwungan dan Ponsianus Nyoman Indrawan mampu melepaskan tembakan 3 poin yang akurat. 

Memperbanyak persentase tembakan 3 poin bisa menjadi strategi jitu bagi Timnas Indonesia untuk mengalahkan Korea Selatan. Apalagi, postur pemain Korea Selatan yang tak begitu tinggi, bisa menjadi keuntungan bagi shooter-shooter Indonesia. 

Untuk strategi bertahan, pelatih Fictor Gideon Roring memiliki formasi yang berbeda dengan mantan pelatih Timnas Basket di SEA Games 2017, Wahyu Widayat Jati atau yang akrab disapa Cacing. 

Jika Coach Cacing lebih sering memainkan formasi bertahan 2-2-1, maka Coach Ito punya formasi yang berbeda. Di beberapa pertandingan yang dijalani Timnas di SEABA Pra-Kualifikasi FIBA Asia Cup 2021 dan William Jones Cup 2018, Coach Ito cukup sering memainkan formasi 1-3-1 saat bertahan. 

Bahkan di laga melawan Korea Selatan saat William Jones Cup 2018, Coach Ito menurunkan 3 forward sejak awal. Hal itu bukannya tanpa alasan, para penggawa Korea Selatan punya kelincahan dan drive-drive yang berbahaya. 

Oleh sebab itu, dengan formasi bertahan 1-3-1, pemain Indonesia bisa menahan serangan lawan dan tak membiarkan mereka memasuki paint area.