INDOSPORT.COM - Timnas Basket Indonesia akan kembali melakukan naturalisasi pemain. Apakah naturalisasi tersebut memang dibutuhkan?
Timnas Basket Indonesia akhir-akhir ini kembali dikabarkan akan melakukan proses naturalisasi pemain. Setelah muncul nama penggawa CLS Knights Maxie Esho, ada juga nama pemain Stapac Jakarta, Savon Goodman.
Kemudian, pelatih baru Timnas Basket Indoensia Rajko Toroman menyebut satu nama yang akan dinaturalisasi, Denzel Bowles.
Denzel Bowles sendiri merupakan pebasket kelahiran Amerika Serikat yang sudah malang-melintang bermain di sejumlah negara.
Sebenarnya, naturalisasi bukan pertama kalinya dilakukan oleh Timnas Basket Indonesia. Setidaknya sudah ada 6 pemain naturalisasi yang pernah membela Timnas Basket Indonesia.
Mereka adalah Samuel Kim Razon (Korea Selatan), Ebrahim 'Biboy' Enguio Lopez (Filipina), John Michael Dagatan Noble (Filipina), Anthony Ray Hargrove Jr (Amerika Serikat), Anthony Wayne Cates (Amerika Serikat), dan Jamarr Andre Johnson (Amerika Serikat).
Meski begitu, pemain naturalisasi tak selalu menjadi pilihan utama di Timnas Basket Indonesia. Pada Asian Games 2018 lalu juga hanya Jamarr Johnson yang memperkuat Timnas Indonesia.
Hadirnya pemain naturalisasi di Timnas Basket Indonesia juga belum bisa membuat Timnas Basket Indonesia berprestasi. Meski begitu, naturalisasi tetap dijadikan opsi oleh Perbasi agar bisa lolos ke FIBA Asia Cup 2021 dan FIBA World Cup 2023.
Lalu, apakah sebenarnya naturalisasi memang dibutuhkan oleh Timnas Basket Indonesia, atau jalan pintas?
Kebutuhan Skuat
Pada dasarnya, Timnas Basket Indonesia memang membutuhkan pemain-pemain dengan tinggi di atas rata-rata pemain Indonesia.
Tentunya tinggi badan adalah salah satu hal penting bagi olahraga Basket. Apalagi negara-negara lain pesaing Timnas Indonesia tentunya punya tinggi yang mumpuni.
Wahyu Widayat Jati yang beberapa kali menjadi pelatih kepala Timnas Basket Indonesia (kini asisten pelatih), mengatakan pemain naturalisasi harus tinggi dan jago.
"Saya perlu pemain dengan tinggi 6,8-6,9 kaki," kata pelatih yang akrab disapa cacing itu beberapa waktu lalu.
6,8-6,9 kaki adalah sekitar 198-210 cm, tentunya di atas rata-rata pemain Indonesia. Pemain Indonesia yang tingginya masuk kategori tersebut sebenarnya ada Cristian Ronaldo Sitepu yang bertinggi 200 cm atau 2 meter, namun ia sudah pensiun.
Sedangkan Denzel Bowles yang menjadi calon pemain naturalisasi memiliki tinggi 2,08 meter, dan cocok dengan kebutuhan Timnas Basket Indonesia untuk mengisi posisi center atau big man.
Hal tersebut juga diamini oleh Daniel Wenas yang namanya juga masuk ke daftar seleksi Timnas Basket Indonesia jelang SEA Games 2019.
"Untuk mengisi kekosongan pemain, kita memang perlu big man di posisi 5 atau center. Posisi itu memang paling diperlukan dan pemain naturalisasi akan membuat permainan semakin berkembang," ucap Daniel Wenas kepada INDOSPORT.
Pemain dengan tinggi di atas 190 cm memang dibutuhkan agar Timnas Basket Indonesia bisa bersaing dengan negara lain. Contohnya Filipina, saat ini Filipina setidaknya memiliki 12 pemain dengan tinggi di atas 190 cm dari 19 orang pemain yang dalam seleksi untuk FIBA World Cup 2019.
Jalan Pintas?
Jika pemain bertubuh di atas 190 cm memang sebuah kebutuhan, apakah tidak ada cara lain untuk mewujudkan Timnas Basket Indonesia agar dipenuhi pemain dengan tubuh tinggi?
Cara lain sejatinya memang ada, namun mengingat kualifikasi FIBA Asia Cup akan berlangsung pada Februari 2020 mendatang, tentu naturalisasi adalah satu-satunya jalan tercepat.
Dengan naturalisasi pemain, Timnas Basket Indonesia akan memiliki wajah baru di kualifikasi FIBA Asia Cup 2021. Apalagi lawan Indonesia adalah Korea Selatan, Filipina, dan Jepang.
Pasalnya, pada ajang William Jones Cup 2019 yang berlangsung pada 12-21 Juli lalu, Timnas Basket Indonesia tampil nyaris tanpa big man. Cukup berbeda dengan Timnas Basket Indonesia sebelumnya di Asian Games 2018 dan SEA Games 2017.
Dalam daftar 54 nama pemain untuk seleksi Timnas Basket Indonesia memang muncul kembali nama seperti Adhi Pratama dengan tinggi 197 cm dan Galank Gunawan yang bertinggi 194 cm.
Namun Galank Gunawan sendiri tidak akan cukup untuk melawan Filipina yang punya Andray Blatche dengan tinggi 211 cm, serta Christian Standhardinger dengan tinggi 203 cm.
Disukai atau tidak, naturalisasi memang terlihat seperti jalan pintas. Meskipun negara kuat dalam basket di Asia Tenggara seperti Filipina juga punya pemain naturalisasi dan pemain keturunan.
Pembinaan Usia Muda
Naturalisasi yang kedepannya akan dilakukan oleh Timnas Basket Indonesia, tujuannya tak lain dan tak bukan adalah untuk tampil di Piala Dunia atau FIBA World Cup 2023.
Indonesia memang menjadi tuan rumah bersama FIBA World Cup 2023 dengan Filipina dan Jepang. Meskipun menjadi tuan rumah, FIBA memberi syarat bagi Indonesia untuk lolos langsung ke Piala Dunia FIBA 2023.
Timnas Basket Indonesia harus bisa kompetitif atau bersaing di tingkat Asia paling lambat tahun 2021. Artinya, Timnas Basket Indonesia harus lolos ke putaran final FIBA Asia Cup 2021 agar bisa lolos langsung ke Piala Dunia FIBA 2023.
Seperti sudah disampaikan di atas, naturalisasi dilakukan untuk mengejar kualifikasi FIBA Asia Cup 2021 yang dimulai pada Februari 2020 mendatang.
Sedangkan untuk FIBA World Cup 2023, Perbasi telah menyiapkan program pembinaan usia muda dengan membentuk Timnas Basket U-18 (Indonesia Warriors).
Pemain-pemain ini nantinya disiapkan jika Indonesia resmi tampil di FIBA World Cup 2023. Beberapa pemain muda seperti M.Arighi (20 tahun) dan Kelvin Sanjaya (19 tahun) yang dipanggil ke Timnas Basket di William Jones Cup 2019 pekan lalu, juga masih dalam usia emas pada tahun 2023 mendatang.