INDOSPORT.COM - Nama Larry Bird pasti tak asing bagi penggemar NBA. Legenda hidup Boston Celtics tersebut adalah salah satu pebasket terbaik pada masanya.
Larry Bird memulai kariernya ketika menjadi pilihan keenam secara keseluruhan pada NBA Draft 1978 oleh Boston Celtics. Akan tetapi, ia baru resmi bermain bersama Celtics setahun setelahnya usai lulus dari Indiana State.
Pada tahun pertamnya, Larry Bird langsung memberikan dampak besat untuk Celtics. Bukti nyatanya, ia sukses menghantarkan Celtics ke final Wilayah Timur. Sayangnya, di laga tersebut Celtics kalah dari Philadelphia 76ers.
Walau demikian, berkat kegemilangannya, Bird akhirnya dianugerahi gelar Rookie of The Year. Musim-musim berikutnya Larry Bird yang biasa bermain sebagai Small Forward dan Power Forward juga mendulang kesuksesan besar.
Larry Bird sukses mengantarkan Celtics meraih tiga gelar juara pada tahun 1981, 1984, dan 1986. Selain itu, pria kelahiran 7 Desember 1956 ini juga membuktikan diri sebagai pemain terbaik di NBA dengan menyabet gelar MVP tiga tahun beruntun pada 1984-1986.
Berkat penampilannya yang impresif, Larry Bird sempat menyelamatkan popularitas NBA. Hal ini juga tak terlepas dari rival terberat Bird yang bermain di LA Lakers, yakni Magic Johnson.
Pada eranya, Bird dan Johnson merupakan dua pemain yang memiliki rivalitas tinggi. Bahkan, rivalitas mereka disebut sebagai yang terpanas dalam sejarah NBA.
Cerita Bird menyelamatkan popularitas NBA tersebut tak lepas dari Johnson karena pada saat itu liga banyak didominasi oleh pemain kulit hitam. Sempat muncul ketakutan akan menjadi kemerosotan karena banyaknya pemain kulit hitam di NBA.
Hingga akhirnya kemunculan Bird menghilangkan ketakutan itu. Sebab, rivalitas antara Bird dan Johnson juga terlihat karena persaingan antara kulit hitam dan putih.
Larry Bird sendiri akhirnya memutuskan pensiun dari NBA tepatnya pada 18 Agustus 1982 usai dirinya membela Timnas Amerika Serikat di Olimpiade. Kala itu Timnas AS dijuluki Dream Team karena dibela pemain-pemain bintang sehingga sukses mendapatkan emas.
Setelah pensiun, Larry Bird tak serta-merta lepas diri dari dunia basket. Ia mengabdi untuk Boston Celtics dan menjadi asisten pelatih dari tahun 1992-1997.
Pada tahun 1997, siapa sangka Larry Bird akhirnya menjadi pelatih kepala Indiana Pacers. Di tahun pertamanya menjadi pelatih, Bird mengantarkan Pacers sampai ke final Wilayah Timur sebelum dikalahkan oleh Chicago Bulls.
Sebagai pelatih, Bird juga punya prestasi membanggakan. Ia menjadi NBA Coach of The Year pada 1998. Bird juga hampir membuat Pacers menjuarai NBA, tapi sayang di babak final mereka dihancurkan oleh LA Lakers. Setelah itu, Bird pun mengundurkan diri dari pelatih Pacers.
Tak lama berselang, tepatnya pada 2003 Bird kemudian ditawari oleh Indiana Pacers untuk menjadi presiden operasional basket. Ia pun menjabat presiden operasional basket di Indiana Pacers sampai NBA musim 2011-2012.
Sempat berhenti karena masalah kesehatan, akhirnya pada 2013 Bird mengambil alih posisi yang sama di Indiana Pacers. Ia kemudian mundur lagi pada 2017, tapi masih menjadi penasihat tim.
Selain berkecimpung di basket setelah pensiun, Bird bersama rival yang akhirnya menjadi sahabatnya, yakni Magic Johnson, membuat buku nonfiksi berjudul When the Games Was Ours hasil kolaborasi dengan seorang jurnalis bernama MacMullan di 2009.
Meski telah lama pensiun, nama Larry Bird sendiri masih harum untuk penggemar NBA karena ia sangat berpengaruh di dalam atau luar lapangan.
Sementara itu, saat masih aktif, Bird mencatatkan total 21.791 poin, 8.974 rebound, dan 5.695 assist. Larry Bird pun dinilai sebagai pemain yang loyal karena ia hanya bermain untuk Boston Celtics sepanjang kariernya di NBA.