INDOSPORT.COM – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un dikabarkan meninggal dunia. Sosoknya dikenal dekat dengan legenda basket NBA, Dennis Rodman, hingga terjalin persahabatan yang penuh kontroversial.
Masyarakat dunia digemparkan dengan laporan dari Daily Mail, Minggu (26/04/20), yang mengklaim bahwa pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un meninggal dunia.
Surat kabar yang berbasis di Inggris itu tampaknya belum terlalu yakin apakah Kim Jong-un benar-benar sudah meninggal atau belum.
Namun, Wakil Direktur Televisi Satelit HKSTV Hong Kong Shijian Xingzou dengan berani mengatakan bahwa ada ‘sumber yang sangat kuat’ telah memberitahu bahwa Kim Jong-un sudah meninggal dunia.
Sementara media di Jepang, Shukan Gendai, mengklaim Kim Jong-un mengalami koma usai menjalani operasi jantung. Kim Jong-un saat ini sedang dirawat secara intensif setelah mengalami masalah pada jantungnya.
Sebelum kabar bahwa sang petinggi otoriter itu meninggal dunia, mantan bintang Detroit Piston dan Chicago Bulls, Dennis Rodman, sempat mendoakan kesembuhan sosok petinggi yang penuh kontroversial tersebut.
“Masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan antara Amerika Serikat dan Korea Utara. Jika dia tidak enak badan, saya berdoa untuk kesembuhannya yang cepat, sehingga kedua teman saya (Donald Trump dan Kim Jong-un) dapat melanjutkan misi perdamaian lagi,” ungkap Dennis Rodman seperti dilansir dari CBS Sports.
Sudah bukan rahasia lagi, Kim Jong-un dan Dennis Rodman telah hampir 1 dekade bersahabat. Sayang, hubungan mereka harus terhalang politik antara Amerika Serikat dan Korea Utara.
INDOSPORT mencoba membeberkan bagaimana kisah persahabatan Kim Jong-un dan Dennis Rodman yang dimulai sejak kekagumannya pada tim NBA, Chicago Bulls di usia muda.
Kim Jong-Un Pengagum Michael Jordan
Kim Jong-un yang lahir pada tahun 1984 tumbuh besar dengan menjadi saksi kejayaan Chicago Bulls yang kala itu diperkuat oleh Michael Jordan. Meski Korea Utara kala itu melakukan pembatasan ketat negara terhadap media luar, Kim dan saudara-saudaranya tetap bisa mengenal dunia basket NBA.
Perkenalan Kim dengan dunia basket NBA tak lepas dari jasa seorang pria asal Jepang, Kenji Fujimoto. Fujimoto diketahui merupakan pengasuh anak, juru masak dan orang kepercayaan keluarga besar Kim Jong-un.
Pada awal tahun 90-an, Kim Jong-un dan saudara-saudaranya diyakini bersekolah di sekolah swasta di Swiss. Selama masa pendidikannya, dia menggunakan nama palsu Chol-Pak atau Pak Chol.
Teman-teman sekelasnya menganggap Kim murid yang pemalu namun baik hati. Dia juga dikenal sangat tertarik dengan bola basket dan NBA.
Laporan The Washington Post pada 2009 silam melaporkan Kim remaja senang menghabiskan waktu berjam-jam membuat gambar sketsa superstar Chicago Bulls, Michael Jordan.
Berteman dengan Rodman
Kim Jong-un berperan besar memasukkan budaya bola basket ke Korea Utara. Sayangnya, tim bola basket Korea Utara tidak pernah ikut kompetisi di ajang Olimpiade maupun Kejuaraan Dunia FIBA sampai saat ini.
Ikatan Kim dengan basket yang begitu kuat akhirnya mempertemukannya dengan Dennis Rodman. Rodman, peraih Hall of Fame mengunjungi Korea Utara untuk pertama kalinya pada 2013. Kala itu, Rodman menjadi tamu kehormatan Korea Utara yang menjadi tuan rumah pameran bola basket.
Sejak pertemuan itu, Kim dan Rodman menjalani pertemanan secara intensif hingga Rodman mengakui secara publik bahwa Kim adalah “teman sehidup semati”.
Pertemanan Kim dan Rodman pun memang tak mengherankan mengingat masing-masing dianggap sebagai sosok kontroversial baik sebagai pemimpin negara dan pemain basket.
Rodman dikenal sebagai pemain basket yang cuek, memiliki gaya yang unik hingga membuatnya selalu bersebrangan dengan pemain bintang lainnya dalam sejarah NBA.
Sementara Kim menjadi pemimpin diktator Korea Utara paling terkenal, kontroversial, eksentrik dalam politik dunia.
Terhalang Politik Amerika
Persahabatan Kim dan Rodmann berlangsung lama. Rodman berkali-kali mengunjungi Kim di Korea Utara, namun hubungan itu justru memancing kecurigaan Amerika Serikat.
Mantan pemain Bull itu berulang kali mencoba menyelamatkan persahabatannya dengan Kim dengan memberikan pernyataan di media.
“Misi saya memecah kebekuan antara negara-negara yang bermusuhan. Mengapa saya harus memuluskan hubungan semuanya, saya tidak tahu. Dennnis Rodman, dari semua orang,” kata Rodman apda 2013 silam kepada Sport Ilustrated.
“Menjaga kami tetap aman bukanlah pekerjaan saya, itu pekerjaan pria kulit hitam (Barack Obama). Tetapi, saya memberi tahu Anda, jika saya tidak finis di posisi tiga besar untuk Hadiah Nobel Perdamaian berikutnya, ada yang salah,” lanjut Rodman.
Pada tahun 2014, Rodman harus dihadapkan dengan penyelidikan Departemen Keuangan AS karena dia membawakan Kim beberapa hadiah mewah kala berkunjung.
Perjalanan terakhir Rodman ke Korea Utara dilakukan pada tahun 2017 dan 2018, di mana dia terlibat lam pertemuan KTT Korea Utara – Amerika Serikat.