INDOSPORT.COM – Meski dalam karier 16 tahunnya di NBA pernah membela 5 tim, nama Ben Wallace lebih sering dikaitkan dengan Detroit Pistons. Hal itu tidak mengherankan, sebab bersama Pistons-lah Wallace meraih puncak kesuksesan.
Benjamin Cameron Wallace dilahirkan dan tumbuh besar di Alabama, Amerika Serikat. Sejak kecil, anak ke-10 dari 11 bersaudara ini memang memiliki bakat besar di dunia olahraga.
Ketika masih SMA, ia bahkan meraih penghargaan dalam 3 cabang olahraga sekaligus, yakni basket, baseball, dan American football. Namun, pertemuan dengan mantan bintang NBA Charles Oakley membawanya untuk lebih menekuni basket.
Meski tampil gemilang di tingkat kampus bersama Virginia Union, Wallace mendapatkan nasib buruk di NBA Draft 1996. Bersaing dengan nama-nama seperti Kobe Bryant, Allen Iverson, dan Steve Nash, tak ada satu klub pun yang memilih menjadikan Wallace pemain mereka.
Patah hati dengan kegagalannya, Wallace kemudian memilih berkarier di Italia. Namun, sebulan kemudian ia mendapat telepon dari manajemen Washingtong Bullets (kini Wizards) yang meminatinya sehingga ia pun kemudian pulang ke AS dan resmi menjadi pemain NBA.
Tiga tahun bersama Wizards, Wallace pindah ke Orlando Magic dan hanya setahun kemudian ia dilepas ke Detroit Pistons. Bersama Pistons-lah Wallace mulai dikenal dengan kemampuannya dalam bertahan.
Berkat keahliannya dalam melakukan rebound dan block, Wallace terpilih sebagai NBA Defensive Player of The Year selama dua musim beruntun, dari 2001-2003.
Puncaknya, pada musim 2003-2004 Wallace menjadi actor utama dalam kelolosan Pistons ke final NBA pertama sejak tahun 1990. Namun tidak berhenti di situ, Pistons bahkan akhirnya berhasil menjadi juara mengalahkan LA Lakers yang diperkuat Kobe Bryant dan Shaq O’Neal dengan skor 4-1.
Sayangnya, musim berikutnya Pistons gagal mempertahankan gelar meski berhasil lolos ke final. Mereka dikalahkan oleh San Antonio Spurs yang dipimpin oleh Tim Duncan.
Wallace meninggalkan Pistons pada tahun 2006. Namun, 3 tahun kemudian ia kembali setelah sempat berkarier bersama Bulls dan Cavaliers. Ia kemudian memutuskan pensiun pada tahu 2012. Empat tahun kemudian, nomor punggung 3 yang menjadi ciri khasnya dipensiunkan oleh Pistons.
Usai meninggalkan NBA, Wallace sempat ditangkap polisi akibat mengemudi sambal mabuk, tindakan yang juga pernah dilakukannya ketika ia masih berkarier di NBA. Akibat insiden itu, ia sempat ditahan selama dua hari.
Kesialan Wallace berlanjut ketika pada tahun 2019 lalu namanya dicalonkan untuk masuk ke Naismith Hall of Fame. Sayangnya, ia pada akhirnya gagal mendapatkan penghargaan prestisius tersebut.