INDOSPORT.COM - Bila berbicara tentang sepak terjang pebasket nasional, sosok I Made "Lolik" Sudiadnyana tak boleh dilupakan. Pebasket asal Bali yang identik dengan tim Bhinneka Solo ini merupakan legenda hidup basket Indonesia.
Perjalanan Lolik tak jauh beda dengan nasib atlet-atlet berbakat asal Bali. Mereka harus merantau di usia muda karena jarang ada tim Bali yang ikut kompetisi profesional Indonesia.
Lolik meninggalkan Bali setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Lolik bergabung dengan tim basket Bima Sakti Malang pada tahun 1991. Enam tahun berada di Malang, Lolik kemudian pindah ke tim Bhinneka Solo tahun 1997.
Di klub milik (alm) Halim Sugiarto ini, karir Lolik semakin melejit. Dia menjadi sosok tak tergantikan. Silih berganti tawaran dari klub lain berdatangan, namun keputusan Lolik tetap sama. Dia pilih bersama Halim Sugiarto di Bhinneka Solo.
Kebersamaan Lolik dengan Bhinneka harus usai tahun 2009 lalu. Ketika Bhinneka merger dengan klub Stadium Jakarta, Lolik tak ikut pindah dan memilih gabung Garuda Bandung.
Sama seperti ketika membela Bima Sakti maupun Bhinneka, Lolik pun meraih penghargaan Most Valuable Player (MVP) saat berada di Garuda Bandung. Hebatnya, Lolik meraih MVP terakhir pada musim 2010/2011 lalu, ketika usianya sudah 40 tahun.
Kehebatan bersama klub yang dibelanya membuat Lolik selalu masuk Timnas Basket Indonesia. Lolik merupakan generasi pertama yang membawa tim basket Indonesia meraih medali perak pada SEA Games 2001 di Malaysia. Terakhir, Lolik masuk pelatnas tim basket Indonesia pada 2011 lalu, ketika pemusatan latihan di Perth, Australia.
Itulah karir terakhir Lolik di liga basket profesional Indonesia, serta Timnas Indonesia dari 1991 hingga 2011. Kemudian Lolik pilih pensiun dari basket profesional dan beralih ke basket kelompok umur atau veteran. Lalu, apa kabar Lolik sekarang?
"Rutinitas saya masih sama seperti ketika jadi pemain profesional. Saya masih latihan basket empat kali dalam sepekan. Masih fitnes minimal empat kali dalam sepekan. Itu sudah jadi kebiasaan yang tidak bisa saya tinggalkan sampai sekarang," ucap Lolik ketika ditemui INDOSPORT.com di Sritex Arena, Solo, Selasa (01/09/20).
Lolik sempat menjadi bagian dari tim Aplus Jakarta. Di kelompok umur 40 tahun, tim ini kerap menyabet gelar juara. Lalu mulai tahun 2019, Lolik bergabung dengan tim Buls Jakarta.
Di klub milik Abdullah Gobel ini, Lolik dapat kontrak profesional dengan gaji bulanan. Bersama Buls, Lolik rutin mengikuti kejuaraan nasional hingga Asia. Prestasi pun rutin didapat. Sayangnya, pandemi virus Corona membuat sejumlah turnamen nasional dan Asia Tenggara harus ditunda.
"Latihan rutin yang saya lakukan ini juga bagian dari tanggung jawab saya pada Buls. Saya tidak mau kondisi anjlok. Ketika nanti pandemi ini selesai, turnamen jalan lagi, saya sudah siap fight lagi. Pasti saya berikan yang terbaik untuk Buls," tutur Lolik.
Belakangan ini, ada kabar yang membuat Lolik tersenyum. Ada potensi klub Bali meramaikan Indonesia Basketball League (IBL) 2021. Bali United yang selama ini berkiprah di sepak bola Tanah Air, mengajukan diri sebagai calon peserta IBL 2021. Bali United akan membentuk tim basket tangguh yang meramaikan kompetisi Tanah Air.
Ini kabar yang sangat ditunggu-tunggu Lolik dan para pebasket Pulau Dewata. Kini, ada peluang para pebasket Bali untuk berprestasi, tanpa harus merantau. Lolik berkeyakinan Bali United akan dipilih menjadi peserta baru IBL 2021.
"Saya masih ingat, saya gabung Bima Sakti Malang saat hari raya Nyepi bulan Maret tahun 1991. Saat itu pilihannya memang harus merantau karena di Bali tidak ada klub yang ikut Liga. Kalau nanti Bali United benar-benar ikut, tentu ini sangat bagus. Saya yakin pasti terpilih," jelas Lolik.
Lolik merasa Bali punya potensi besar di cabang olahraga basket. Terbukti, selama ini banyak pebasket Bali yang berprestasi di nasional. Lolik yakin Bali United akan jadi magnet kuat para pebasket nasional maupun internasional untuk merapat.