INDOSPORT.COM – Serial dokumenter The Last Dance mengungkap sejumlah fakta menarik di balik masa-masa kejayaan legenda NBA Michael Jordan. Salah satu sosok yang dibahas adalah Toni Kukoc, mantan tandem Jordan di Chicago Bulls.
Menariknya, Toni Kukoc sempat di-bully oleh Michael Jordan dan partnernya, Scottie Pippen di Olimpiade Barcelona 1992. Ketika itu, Jordan dan Pippen tergabung dalam Timnas Basket Amerika Serikat yang dijuluki The Dream Team. Sementara Kukoc yang terkenal pemain basket hebat di luar NBA, membela Timnas Kroasia.
Sejak tahu Timnas AS akan melawan Kroasia di partai final, Michael Jordan berbicara di depan seluruh timnya bahwa ia tak akan membiarkan Toni Kukoc mencetak poin. Tekad Michael Jordan ini rupanya didasari oleh rasa bencinya Scottie Pippen terhadap Kukoc.
Jordan dan Pippen pun membawa misi untuk menjegal permainan Kukoc. Hasilnya, pemain yang dijuluki Magic Johnson dari Eropa itu dan Kroasia yang juga tim favorit, kalah 103-70.
Meski belum pernah bertemu sebelumnya, Jordan dan Pippen rupanya sudah menanam rasa tak suka terhadap Kukoc gara-gara bos Chicago Bulls, Jerry Krause. Mengutip NBC Sports, General Manager Jerry Krause dan manajemen menolak renegosiasi kontrak Pippen demi menabung uang untuk mendatangkan Kukoc.
“Itu seperti seorang ayah yang sudah punya anak-anak, tapi dia melihat anak lain yang ia cintai lebih dari yang dia punya. Jadi kami tak bermain melawan Toni Kukoc. Kami melawan Jerry Krause dalam seragam Kroasia,” tutur Jordan dalam dokumenter NBA TV.
Kukoc yang sempat masuk draft Chicago Bulls pada 1990 kemudian berkarier di Eropa, akhirnya gabung ke Bulls pada 1993. Sayang keinginannya untuk bermain bersama Michael Jordan pupus karena sang legenda baru mengumumkan pensiun. Namun akhirnya di musim 1994/95, Jordan kembali dan bermain bersama Kukoc dan Pippen.
Ketika bergabung, Kukoc tentu saja menerima perlakuan tak enak dari dua bintang Bulls itu. Hal ini pun disadari oleh orang-orang dan staf di sekitar mereka.
“Mereka selalu membuatnya kesal. Perkara Krause membuatnya sulit pada awalnya. Sejujurnya itu tak adil buat Toni,” tutur mantan pemain Bulls, Jud Buechler pada ESPN.
Namun untungnya Toni Kukoc tak ambil hati dan memandang perkataan keras yang diucapkan Scottie Pippen dan Michael Jordan sebagai kritik yang membangun. Hasilnya, mereka membawa Chicago Bulls kembali juara tiga musim beruntun pada 1996-1998.
Kembali Mengabdi ke Chicago Bulls
Setelah Michael Jordan pensiun dan Scottie Pippen di-trade ke Houston Rockets, Toni Kukoc kemudian menjadi topskor Chicago Bulls dalam jumlah poin, assist, dan rebound pada 1999. Musim berikutnya ia di-trade ke Philadelphia 76ers.
Kukoc lalu menghabiskan dua musim dengan Atlanta Hawks dan empat musim bersama Milwaukee Bucks sebelum mengumumkan gantung sepatu pada 2006.
Dalam 846 pertandingan NBA yang ia lakoni, Toni Kukoc mencatat rata-rata 11,6 poin; 4,2 rebound; dan 3,7 assist per laga. Namanya pun tercatat dalam FIBA Hall of Fame atas kiprahnya di dunia basket internasional.
Selepas karier basketnya, Kukoc sempat menjajal jadi pegolf dan bahkan menjadi juara di kejuaraan amatir Kroasia pada 2011.
Pada 2015, Toni Kukoc kembali ke klub yang membesarkan namanya untuk menjadi penasihat khusus presiden dan COO Chicago Bulls, Michael Reinsdorf. Posisi itu pun masih dijabatnya hingga kini. Sebelumnya, Scottie Pippen juga diberikan jabatan serupa pada Oktober 2012.