INDOSPORT.COM – Giannis Antetokounmpo resmi menandatangani perpanjangan kontrak selama lima tahun untuk bertahan di Milwaukee Bucks pada Selasa (15/12/20) kemarin. Yang bikin heboh, kontrak tersebut bernilai 228 juta dolar AS atau sekitar Rp3,2 triliun.
Kepastian soal bertahan di Milwaukee diutarakan langsung Giannis melalui akun media sosialnya. “Ini adalah rumah saya, kota saya. Saya beruntung bisa menjadi bagian dari Milwaukee Bucks untuk lima tahun ke depan,” cuitnya di Twitter.
This is my home, this is my city.. I’m blessed to be able to be a part of the Milwaukee Bucks for the next 5 years. Let’s make these years count. The show goes on, let’s get it. 🤎🙏🏽 pic.twitter.com/895tCBE9RK
— Giannis Ugo Antetokounmpo (@Giannis_An34) December 15, 2020
Kontrak yang masuk dalam kategori ‘supermax’ itu membuat pebasket berusia 26 tahun ini memecahkan rekor sebagai kontrak termahal dalam sejarah NBA.
“Giannis adalah pemain yang muncul sekali dalam satu generasi dan kami sangat bahagia dia mau bertahan dengan Bucks,” bunyi pernyataan co-owner tim, Marc Lasry, Wes Eden, dan Jamie Dinan.
Bucks pun akhirnya mampu menahan bintang terbesarnya sejak memiliki legenda Kareem Abdul-Jabbar yang memimpin Milwaukee meraih satu-satunya gelar NBA pada 1971 silam.
Putra Keluarga Imigran Miskin di Yunani
Jauh sebelum menjadi salah satu atlet terbesar di jagat raya, Giannis Antetokounmpo datang dari keluarga imigran miskin Nigeria yang hijrah ke Yunani. Meski lahir dan besar di Yunani, Giannis tak punya kewarganegaraan hingga berusia 18 tahun.
Mengutip New York Times, orang tua Giannis, seperti kebanyakan imigran di Yunani, kesulitan mencari kerja. Giannis dan sang kakak yang bernama Thanasis, harus membantu ekonomi keluarga dari kecil dengan menjajakan jam tangan, tas, dan kacamata di pinggir jalan.
“Kadang-kadang kulkas kami kosong. Dalam beberapa hari, kami tak sanggup menjual barang-barang dan kami tak punya uang untuk makan,” tutur Giannis.
Di sela-sela membantu keluarganya mencari uang, Giannis bergabung dengan klub basket bernama Filathlitikos sejak berusia 12 tahun. Namun ia pun kadang harus bolos sesi latihan karena harus berjualan.
Di Filathilitikos, Giannis bermain untuk dua tim. Dengan tim putra utama, ia menjadi small forward dengan rata-rata mencetak 9,5 poin dan 5 rebounds per laga. Ia juga berperan sebagai point guard di tim juniornya, yang berstatus salah satu tim terbaik di Yunani.
Ia lalu mendapat titik terang ketika agen pencari pemain NBA terbang ke Yunani dan terpikat ketika mengamati langsung kemampuannya.