INDOSPORT.COM - Michael Jordan dipercaya telah menghancurkan karier salah satu pemain terpendek dalam sejarah NBA, Muggsy Bogues. Bagaimana cerita lengkap Jordan menjadi penghancur karier pebasket tersebut?
Selain dikenal sebagai salah satu legenda basket dunia karena penampilannya yang luar biasa di lapangan, Michael Jordan juga diketahui sangat lihai dalam urusan trash talk alias kata-kata beracun di atas lapangan.
Legenda Chicago Bulls itu mampu mendominasi aspek fisik dan mental saat tengah menghadapi pemain lawan di lapangan. Salah seorang pemain yang diduga kuat menjadi korban yang dihancurkan Jordan di lapangan ialah salah satu pebasket terpendek dalam sejarah, Muggsy Bogues.
Di musim 1994/95, Muggsy Boguse menjadi salah sau starter paling menjanjikan yang bergabung dengan Charlotte Hornets. Muggsy Bogues menghadapi banyak keraguan dalam karier bola basketnya karena fisiknya yang tak seperti pebasket lainnya.
Ia bertubuh pendek, sangat pendek hingga mendapat predikat pemain terpendek di lapangan di mana pun level kompetisi yang ia mainkan. Namun, point guard berukuran kecil itu bermain sangat baik di Wake Forest sehingga ia menjadi salah satu pemain NBA yang menjanjikan.
The Washington Bullets menjadikan Muggsy Bogues pemain ke-12. Terlepas dari masalah ukurannya, dia tercatat bermain lebih banyak daripada setiap pemain yang bergabung setelahnya.
Bogues bermain hemat di satu-satunya musim dengan Bullets sebelum Hornets memilihnya di urutan keenam secara keseluruhan dalam draft Ekspansi NBA 1988. Pada musim keduanya di Charlotte, Bogues rata-rata mencatatkan 10,7 assist tertinggi dalam kariernya per pertandingan.
Dia bertahan selama beberapa tahun dan kemampuannya terus meningkat. Namun, setelah rata-rata mencetak 11,1 poin tertinggi dalam kariernya selama musim reguler 1994-95, segalanya berubah pada waktu playoff.
Musim '94 -95 yang menentukan itu menandai kembalinya Michael Jordan setelah karier bisbol yang ia lakoni di liga kecil tak terlalu berjalan sukses. Absen di beberapa laga di musim reguler, ia masih mencetak rata-rata 26,9 poin pada usia 31.
Chicago tampil 55-27 tanpa pemain terbaiknya di musim '93 -94. Bulls hanya memenangkan 34 pertandingan sebelum Jordan kembali pada akhir 1995 untuk membantu Chicago unggul 13-4.
Bulls finis ketiga NBA Central Division dan memasuki babak playoff di urutan lima besar. Toni Kukoc dan B.J. Armstrong memainkan peran kunci plus pemain spesialis 3 poin, Steve Kerr.
Di babak pertama playoff, Bulls melakukan perjalanan ke selatan untuk menghadapi Hornets, yang baru saja mengamankan tempat postseason kedua mereka semenjak format kompetisi berganti menjadi NBA.