INDOSPORT.COM – Klub Louvre Surabaya akhirnya buka suara setelah diterpa isu match fixing hingga dibekukan oleh Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi).
Dari laporan yang beredar sebelumnya, isu match fixing ini muncul menyusul hasil pertandingan yang diperoleh Louvre Surabaya kala bertanding di ASEAN Basketball League (ABL) 2023.
Louvre Surabaya beberapa kali kalah dengan skor tidak wajar alias skor yang terpaut jauh dari lawan-lawannya.
Klub basket ini bertanding sebanyak 14 kali dan hanya mampu mengamankan satu kemenangan saja saat bersua Bangkok Tigers (Thailand), yang berada di dasar klasemen.
Seandainya masalah match fixing ini terbukti, Louvre Surabaya dan rosternya bakal mendapatkan hukuman berat, yaitu denda ratusan juta rupiah dan hukuman seumur hidup.
Sebagai informasi, Perbasi pernah menjatuhkan hukuman kepada enam pemain yang terbukti melakukan match fixing beberapa waktu lalu.
Selain itu, pembekuan Louvre Surabaya yang diisukan melakukan match fixing sebelumnya sudah digelorakan oleh Sekjen PP Perbasi, Nirmala Dewi.
“Sehubungan dengan investigasi yang sedang dilakukan oleh PP PERBASI maka dengan ini semua kegiatan Club Louvre Surabaya secara resmi dibekukan sampai dengan batas waktu yang belum bisa ditentukan,” tandas Sekjen PP PERBASI Nirmala Dewi.
“Termasuk dalam hal ini, tidak diperbolehkannya partisipasi Club Louvre Surabaya dan manajemen tim pada semua kejuaraan Bolabasket baik Nasional maupun Internasional.”
“Apa yang kita lakukan ini tentu dikoordinasikan dengan FIBA Asia, FIBA Dunia, dan SEABA,” sambung Nirmala Dewi.
Sementara itu, pihak klub Louvre Surabaya akhirnya buka suara setelah diterpa isu match fixing hingga dibekukan oleh Perbasi.