INDOSPORT.COM - Surabaya menjadi kota ketiga tur Trofi Naismith FIBA World Cup 2023 setelah sebelumnya Solo dan Bali. Agenda ini diadakan mulai Rabu (2/8/23) hingga Kamis (3/8/23) di Balai Pemuda.
Berikut sejumlah fakta-fakta menarik mengenai trofi yang diperebutkan oleh 32 negara. Namanya diambil dari James Naismith, sang bapak penemu olahraga basket untuk menghormati sebagai atlet basket.
“Dia bapak basket dunia, pencipta olahraga bola basket dan di sana pun FIBA banyak dipakai termasuk di ruangan-ruangan di FIBA,” kata Head of FIBA World Cup JMC Indonesia, Cahyadi Wanda, Rabu (2/8/23),
Cahyadi melanjutkan, Trofi Naismith ini memerlukan penanganan khusus dengan orang-orang yang terlatih pada saat roadshow. Tidak bisa asal dipegang.
“Memegangnya harus pakai sarung tangan yang memindahkan harus orang yang sudah memenuhi kriteria dan disetujui oleh FIBA,” jelas Cahyadi.
Sebelum ditunjuk FIBA, petugas yang membawa Trofi Naismith memerlukan pelatihan terlebih dulu. Piala ini ditutup menggunakan kotak kaca selama dipamerkan di Balai Pemuda Surabaya
Melansir situs resmi FIBA, Trofi Naismith ini terbuat dari material emas dan menampilkan nama-nama negara yang pernah juara dunia.
Tujuan nama negara pemenang ditulis pada piala tersebut merupakan bentuk penghormatan sekaligus penanda, jika negara tersebut sukses menjadi juara dunia basket.
Kemudian dari ukurannya, Trofi Naismith tahun ini memiliki tinggi 60 x 13 cm. Ukuran tersebut lebih tinggi dari trofi sebelumnya.
Selain fakta-fakta tersebut, dipilih Surabaya sebagai lokasi tur Trofi Naismith karena memiliki antusiasme tinggi dengan basket. Begitu kira-kira penjelasan dari Cahyadi Wanda pada saat menghadiri acara di Balai Pemuda.
“Mungkin salah satu DNA basket terkuat di Indonesia adalah Surabaya. Trofi Naismith juga bisa memberikan motivasi kepada pemain-pemain asal Jawa Timur,” tandasnya.