Raisa Aribatul: Prestasi dan Intelegensi Dalam Balutan Jilbab
Ada yang menarik dalam final Women National Basketball League Indonesia (WNBL) antara Sahabat Wisma Sehati Semarang dengan Surabaya Fever kemarin, dimana salah satu dari 10 pemain yang turun ke lapangan menggunakan jilbab. Ya, dia adalah kapten dari Surabaya Fever, Raisa Aribatul Hamidah.
Gadis kelahiran Ponorogo 25 tahun lalu ini menjadi salah satu pemain Surabaya Fever yang paling menarik penampilannya.
Menyumbang 14 poin dalam laga grand final beberapa hari lalu, Raisa sukses mengantarkan timnya merebut gelar juara WNBL untuk musim terakhir, setelah PT DBL Indonesia tidak memperpanjang kontraknya dalam menjalani kasta tertinggi kompetisi basket tanah air.
Dalam kesempatan tersebut, INDOSPORT mendapatkan kesempatan berbincang mengenai perjalanan karir gadis kelahiran 17 Februari 1990 ini. Berikut kami merangkumnya.
1. Manfaatkan Kesempatan
INDOSPORT : Awal kamu terjun di dunia basket bagaimana?
RAISA : Sebenernya cuma ada kesempatan aja, main-main ada class meeting di SMP. Kebetulan guru olahraga saya pelatih salah satu klub di Ponorogo.
INDOSPORT : Waktu di SMP gimana ceritanya?
RAISA : Pertamakali mengikuti bola basket dari kelas dua SMP di Ponorogo. Kemudian bertahap ada kejuaraan-kejuaraan se-daerah, Kejurnas.
INDOSPORT : Sempat turun di Nasional juga?
RAISA : Iya, untuk nasional dari situ ada pemanggilan pemain-pemain terbaik se-Jawa Timur, se-daerah untuk di seleksi masuk ke PON (Pekan Olahraga Nasional).
INDOSPORT : Ikut PON waktu itu tahun berapa?
RAISA : Tahun 2008 main PON, di tahun 2008 saya juga sudah memperkuat Universitas Airlangga hingga terakhir tahun 2013 kemarin.
2. Incar Gelar Master
INDOSPORT : Target tahun ini apa?
RAISA : Lulus S2 (Magister).
INDOSPORT : Gelar S1-nya ngambil jurusan apa?
RAISA : Jurusan Ekonomi Islam, untuk S2-nya sama melanjutakan.
INDOSPORT : Ada bidang usaha yang dijalani?
RAISA : Saat ini belum ada, murni hanya sebagai mahasiswi dan pemain basket.
INDOSPORT : Olahraga lain selain basket biasanya apa?
RAISA : Gak ada yang fokus sih, cuma selingan biar gak bosan kadang bulutangkis dan renang sesekali doang.
INDOSPORT : Kalau ada waktu kosong biasanya dipakai untuk apa?
RAISA : Sementara ini digunakan untuk ngerjain tesis untuk kelulusan S2, tapi selain itu lebih sering ikut-ikut komunitas di Surabaya.
INDOSPORT : Kalau boleh tahu komunitas apa?
RAISA : Lebih kepada komunitas sosial sih mas, kayak membagikan nasi bungkus untuk kaum duafa, kaum yang kurang mampu setiap hari Jumat. Kemudian ada sschild (Save Street Child) itu untuk anak-anak terlantar.
3. Ingin Bela Merah-Putih
INDOSPORT : Harapan di tahun ini untuk basket?
RAISA : Kita tahu sudah menang menjadi juara 2 di liga bola basket tertinggi di Indonesia, tapi kita tahu ya kita harus menggantungkan cita-cita setinggi langit.
INDOSPORT : Saat ini yang belum tercapai apa?
RAISA : Sampai sekarang yang belum saya capai memberkuat tim nasional basket putrid Indonesia, dan saya rasa itu bisa diperjuangkan, karena jilbab tidak jadi masalah.
INDOSPORT : Berarti sebelumnya ada masalah ya?
RAISA : Iya, dari Agustus saya sudah TC Timnas, kemudian karena perkara jilbab tidak boleh bermain, saya dipulangkan.
INDOSPORT : Raisa sendiri berjilbab sudah berapa lama?
RAISA : Saya sudah dari kecil berjilbab, dari keluarga, lingkungan dan akhirnya kenal basket , ya tetap pakai jilbab.