5 Point Guard Terburuk NBA Sejak Tahun 2000
Sejak tahun 2000 awal, NBA telah menjadi ajang bagi para point guard untuk unjuk gigi. Karena point guard merupakan posisi yang paling sering memegang bola dalam satu pertandingan.
Di era 2000-an peran point guard semakin penting. Imbasnya sejak tahun 2000, sudah ada 6 pemain diposisi point guard yang merebut gelar Most Valuable Player atau MVP. Steve Nash, Derrick Rose, Stephen Curry dan Russell Westbrook adalah diantaranya.
Selain para peraih MVP, masih banyak point guard lain yang kualitasnya tidak kalah dengan mereka. Semakin hari makin banyak point guard baru yang mumpuni bermunculan. Bisa dibilang kini NBA memasuki era keemasan para point guard.
Namun seperti hukum alam, ada hal yang baik dan hal yang buruk. Ada pula point guard yang penampilannya mengecewakan sejak tahun 2000.
Berikut ini INDOSPORT telah merangkum 5 point guard terburuk di NBA sejak tahun 2000.
1. Jeff Mcinnis (2001-2002 dan 2004-2005)
Jeff McInnis dua kali mendapatkan predikat sebagai point guard terburuk. Yang pertama adalah dimusim 2001-2002 saat membela Los Angeles Clippers. Selanjutnya dimusim 2004-2005 McInnis kembali meraih predikat point guard terburuk.
Saat pertama kali mendapat predikat point guard terburuk pada musim 2001-2002 permainan Mcinnis terpengaruh oleh insiden dimusim sebelumnya. Pada tahun 2000, Mcinnis terlibat perkelahian dengan sesama pemain basket Charles Oakley. Perkelahian itu disebabkan karena seorang wanita.
Selanjutnya musim 2001-2002 McInnis dalam permainannya, merupakan point guard dengan akurasi tembakan yang buruk, namun ia sering memaksakan untuk menembak. Padahal di timnya LA Clippers, poin lebih banyak diraih ketika McInnis mengoper bola atau memberikan assists kepada rekan-rekannya.
Pada musim 2004-2005 performa Mcinnis malah semakin buruk. Meskipun sudah membela tim yang berbeda yaitu Cleveland Cavaliers, jump shot McInnis masih belum membaik. Selain itu juga McInnis sangat buruk dalam bertahan. Akhirnya karir McInnis di Cleveland Cavaliers hanya bertahan satu musim.
2. Jonny Flynn (2009-2010)
Jonny Flynn merupakan satu dari tiga point guard yang dipilih oleh Minnesota Timberwolves dalam NBA Draft 2009. Karirnya dimulai dengan cukup baik ketika menjaringkan 18 poin dilaga debutnya bersama T-Wolves. Raihan itu mengantarkan Minnesota Timberwolves meraih kemenangan perdana musim itu.
Namun dipertandingan-pertandingan berikutnya, Jonny Flynn gagal menerjemahkan skill amatirnya ketingkat profesional. Akibatnya di 15 pertandingan setelahnya Minnesota Timberwolves menderita kekalahan beruntun. Timberwolves mengakhiri musim 2009-2010 dengan rekor 15 kali menang dan 67 kali kalah.
Dan pada musim itu juga Flynn tidak pernah sekalipun meraih double-double. Bahkan Flynn tidak pernah sekalipun mencatat assists lebih dari 10 dalam satu pertandingan. Meskipun pada musim 2009-2010 Flynn bermain sebanyak 81 pertandingan.
Akhirnya karir Flynn di NBA berakhir pada umur 23 tahun. Dan selanjutnya selama 5 tahun berikutnya ia habiskan bermain diluar Amerika.
3. Avery Bradley (2012-2013)
Avery Bradley sebenarnya berposisi sebagai shooting guard ketika bermain di Boston Celtics. Namun dimusim ketiganya di NBA Bradley didapuk menjadi point guard. Hal ini terjadi setelah point guard andalan Celtics Rajon Rondo mengalami cedera.
Bradley sama sekali tidak familiar dan belum pernah memainkan posisi point guard sebelumnya. Saat di sekolah, kampus, dan dua musim sebelumnya di NBA Bradley tidak pernah menjadi point guard.
Meskipun permainan Bradley bagus saat bertahan, namun saat menyerang permainan Bradley sangat buruk. Bradley hanya mencatat 2,1 assists per game pada musim tersebut. Permainan buruk Bradley nyaris membuat Boston Celtics gagal menuju babak play-off.
4. Zach LaVine (2014-2015)
Cerita Zach LaVine ketika mendapat predikat point guard terburuk, mirip dengan apa yang terjadi pada Avery Bradley dua musim sebelumnya. Zach Lavine yang posisi aslinya adalah shooting guard, dipaksa mengambil alih peran point guard.
Keputusan itu dibuat setelah point guard andalan Minnesota Timberwolves Ricky Rubio dibekap cedera. Akhirnya LaVine yang kala itu masih berusia 19 tahun, diplot untuk mengisi posisi point guard.
Seringkali saat bermain, LaVine gagal memberikan operan-operan yang akurat bagi rekan-rekannya. Dan imbasnya saat LaVine menjadi point guard, The Wolves menderita 31 kekalahan dengan hanya meraih 3 kemenangan.
5. Matthew Dellavedova (2016-2017)
Masuknya Giannis Antetokounmpo ke Milwaukee Bucks memang menjadi hal yang baik bagi tim.
Namun tidak untuk Matthew Dellavedova yang merupakan point guard Bucks. Peran Matthew Delly sebagai point guard saat dilapangan menjadi berkurang karena Giannis mampu untuk membawa bola dan melakukan shoot sendirian.
Hingga imbasnya Delly kemampuan playmaker dan bertahan Delly di lapangan menjadi tidak terpakai.
Maka tak heran pada musim 2016-2017 menjadi point guard dengan rating terendah di NBA.