Profil Cabor Asian Para Games 2018: Bola Basket Kursi Roda
INDOSPORT.COM - Asian Para Games 2018 akan berlangsung dari tanggal 6 Oktober 2018 hingga 13 Oktober 2018. Indonesia tengah bersiap agar perhelatan ini bisa sukses.
Ada 17 olahraga yang dipertandingkan di pesta untuk penyandang disabilitas se-Asia ini. Salah satunya adalah bola basket kursi roda.
Uniknya, cabang ini baru pertama kalinya diikuti Indonesia. Bahkan pada ASEAN Para Games di Malaysia tahun 2017, Indonesia tidak mengirim tim basket kursi roda.
Donald Santoso adalah sosok yang rela meninggalkan kenyamanan sebagai pebola basket kursi roda di Amerika Serikat (AS) demi mengembangkan olahraga ini di Indonesia. Sadar bahwa tim bola basket kursi roda Indonesia ini baru terbentuk, Donald tidak ingin menargetkan medali.
"Kami ini timnas basket kursi roda pertama di Indonesia. Jadi jelas targetnya bukan medali. Kalau dapat ya syukur. Namun, bagi saya dan teman-teman, kami ingin memunculkan awareness (kesadaran) akan adanya olahraga ini di Indonesia," kata pria 29 tahun yang memperkuat tim kursi roda Phoenix Suns ini kepada Kompas.
1. Penjelasan Cabor
Pada dasarnya sama saja dengan bola basket pada umumnya, dari ukuran lapangan hingga lainnya. Permainan dimulai dari melempar bola ke udara.
Satu tim bola basket kursi roda diisi oleh lima orang pemain dan permainan berlangsung selama 4x10 menit, demikian menurut informasi yang dilansir BCWBS.
Karena para atlet menggunakan kursi roda, tentunya kursi roda tersebut harus memenuhi syarat kenyamanan dan keamanan. Kursi roda untuk bola basket harus memiliki roda tiga hingga empat, dengan dua ban di belakang harus ukuran besar.
Diameter ban belakang juga ada ukurannya (harus 66 sentimeter) dengan dukungan tangan. Plus, tinggi aksen harus 53 inci dari lantai serta pijakan kaki harus di atas 11 inci.
2. Klasifikasi Cabor
Ada delapan klasifikasi dalam basket kursi roda sebagaimana dilansir iwbf.org. Hal ini berdasar dari keterbatasan kemampuan fisik sang atlet.
Kelas 1.0 (si atlet tidak bisa membungkukkan badannya atau miring. Intinya tidak bisa menggerakkan tubuhnya)
Kelas 2.0 (atlet bisa membungkukkan badannya dan bisa berputar)
Kelas 3.0 (bisa bungkuk dan memutar badannya, namun tak bisa memiringkan tubuhnya ke samping)
Kelas 4.0 (atlet bisa membungkukkan, memutar badannya dan bisa miring ke satu sisi.
Kelas 4.5 (atlet di kelas ini memiliki kekurangan paling minim dengan bisa menggerakkan tubuhnya seperti miring ke kanan dan kiri, membungkuk, berputar. Yang masuk di kategori ini adalah atlet dengan kekurangan kaki/lumpuh/amputasi)
Aturan dari Federasi Bola Basket Kursi Roda (IWBF) mengatakan bahwa satu tim terdiri dari lima orang dan harus memperoleh maksimal poin kelas sebanyak 14.
Terus Ikuti Berita Olahraga Asian Para Games 2018 Lainnya Hanya di INDOSPORT