5 Kerugian IBL Indonesia dengan Mundurnya Stapac Jakarta
INDOSPORT.COM - Stapac Jakarta telah resmi mengundurkan diri dari kompetisi basket tertinggi Tanah Air, IBL Indonesia per musim 2019/20.
Sebelumnya, Stapac memang tengah mengajukan surat pengunduran diri sejak tengah Agustus atau tepatnya 16 Agustus 2019 lalu.
Alasan kuat mengapa mereka ingin mundur dari IBL adalah karena demi kebaikan dan kemajuan Timnas Basket Indonesia dalam persiapan FIBA World Cup 2023 mendatang.
Minimnya pemain yang dilaporkan hanya tersisa tiga orang dalam roster mereka, juga menjadi salah satu faktor jika pemilik Stapac Jakarta, Irawan Haryono atau yang biasa akrab dipanggil Kim Hong mengaku tak siap untuk bersaing di IBL Indonesia 2019/20 mendatang.
Ya, cukup banyak penggawa Stapac yang masuk Timnas Basket Indonesia dan juga Timnas Basket 3x3 Indonesia yang beberapa diantaranya merupakan pilar utama tim.
Tak hanya itu, beberapa penggawa lainnya seperti Isman Thoyib, Fandhika Ramadhani, dan Oki Wira telah memutuskan untuk gantung sepatu.
Belum lagi bintang muda mereka, Agassi Goantara harus melanjutkan pendidikan kuliahnya di Spanyol, serta Ruslan yang mengalami cedera serius dan harus jalani pemulihan dalam waktu cukup lama.
Dengan demikian, Stapac Jakarta pun memilih untuk tak ikut dalam kompetisi IBL Indonesia 2019/20.
Tak hanya menjadi kabar yang menyedihkan bagi basket tanah air, tetapi juga ada beberapa kerugian yang bagi IBL Indonesia yang telah dirangkum dengan mundurnya Stapac Jakarta. Apa sajakah itu? Berikut ulasannya:
Jumlah Peserta Makin Sedikit
Saat memasuki era modern, kompetisi basket paling tinggi di Tanah Air memiliki 12 tim yang meramaikan dunia basket Indonesia.
Namun, pada akhirnya berkurang menjadi 10 setelah CLS Knights Surabaya memutuskan untuk berkecimpung di kompetisi Asean Basketball League di tahun 2017 dan bubarnya Stadium Jakarta pada tahun 2018 (Stadium akhirnya merger dengan Aspac yang menjadi nama Stapac Jakarta).
Saat memasuki pertengahan tahun 2019, dunia basket Indonesia kembali dikejutkan dengan bubarnya tim Bogor Siliwangi setelah mereka dianggap tak mampu memenuhi persyaratan dari IBL Indonesia.
Situasi ini membuat tim peserta IBL Indonesia menjadi 9 tim saja dan kini genap menjadi 8 setelah Stapac Jakarta memutuskan untuk mengundurkan diri. Dengan demikian, jumlah tim peserta di IBL Indonesia per musim 2019/20 semakin sedikit.
Kurang Persaingan
Bagi pencinta basket Tanah Air, mungkin sudah terbiasa jika melihat persaingan di IBL dari tahun ke tahun di dominasi oleh Satria Muda Pertamina Jakarta dan Stapac Jakarta. Namun seiring berkembangnya waktu, IBL semakin kompetitif dengan meningkatnya persaingan dalam perebutan juara.
Dengan adanya CLS Knights Surabaya dan juga Pelita Jaya Jakarta yang seakan menjadi hadir menjadi perusak dominasi Satria Muda dan Stapac.
1. Peminat Basket Indonesia Terancam Berkurang
Harus diakui, pencinta basket di Indonesia memang banyak, tetapi masih kalah banyak jika dibandingkan dengan beberapa cabang olahraga lain, seperti sepak bola dan juga bulu tangkis.
Tak dapat dipungkiri, Stapac Jakarta merupakan salah satu tim yang menjadi daya tarik bagi pemain muda yang ingin memiliki karier di dunia basket.
Dengan demikian, bukan tidak mungkin jika peminat basket di Tanah Air bisa menjadi berkurang.
Kurang Menarik
Tak hanya dari sisi pemain, dari sisi tribun alias penonton pun juga tentu akan merasa ketidakberadaannya Stapac Jakarta akan membuat kompetisi basket IBL Indonesia menjadi tidak menarik.
Stapac Jakarta memang terbilang cukup sering meramaikan tribun penonton, di mana para fansnya, Pacman yang selalu setia hadir menemani, apalagi saat melawan tim besar seperti Pelita Jaya Jakarta dan tentu saja rival utama mereka, Satria Muda Pertamina Jakarta.
Minim Pengorbit Bintang Basket Indonesia
Tak dapat dipungkiri, Stapac Jakarta merupakan salah satu tim yang mampu melahirkan pemain berbakat Tanah Air atau mengembangkan bakat dari pemain.
Nama-nama seperti Xaverius Prawiro, Andakara Prastawa, Abraham Damar, Widyantara Teja, hingga yang terakhir Agassi Goentara.
Tentunya, mundurnya Stapac Jakarta membuat tim pengorbit atau pengembang bakat basket di Indonesia akan berkurang.
Semoga saja, Stapac Jakarta bisa kembali dalam waktu cepat ke IBL Indonesia agar bisa tetap mewarnai dan mengembangkan basket Tanah Air.