4 Gejala Berakhirnya Kejayaan Golden State Warriors di NBA
INDOSPORT.COM - Ada apa dengan Golden State Warriors? Tim yang kerap diunggulkan generasi milenial untuk menjadi juara NBA dalam beberapa tahun terakhir di musim ini mendapatkan hasil yang buruk.
Bayangkan, dalam enam pertandingan pertama NBA di awal musim reguler 2019-2020, Warriors baru melakukan selebrasi satu kali, lima sisanya berujung kekalahan.
Tim besutan Steve Kerr ini hanya mampu menang atas New Orleans Pelicans pada Selasa, (29/10/19) dengan skor 134-123, sisanya mereka takluk dari LA Clippers dengan skor 122-141, lalu Oklahoma City Thunder 92-120, Phoenix Suns 110-121, San Antonio Spurs 110-127, dan terakhir Charlotte Hornets 87-93.
Hal ini berbanding terbalik dengan enam hasil yang mereka dapatkan dalam beberapa musim terakhir, ambil contoh yang paling dekat di tiga musim sebelumnya, 2016-2017, 2017-2018, dan 2018-2019. Tim yang bermarkas di Oracle Arena ini lebih banyak melakukan selebrasi alias mendapatkan kemenangan.
Pada enam pertandingan awal di musim 2016/17 dan 2017/18, mereka meraih empat kemenangan, di musim 2018/19 kemarin, mendapat lima kemenangan.
Dalam lima tahun terakhir, Golden State Warriors mampu keluar sebagai juara sebanyak tiga kali, dua sisanya juga menempati posisi runner up. Dari sisi Wilayah Barat pun Golden State Warriors tak tertandingi, di mana mereka selalu keluar sebagai juaranya.
Musim 2019/20 memang masih panjang, namun untuk tim seperti Golden State Warriors yang dalam beberapa musim terakhir bisa dikatakan ditakuti jelas bukanlah hasil yang membanggakan.
Terlebih, mental mereka bisa saja terus berkurang jika terus mendapatkan hasil minor dan bukan tidak mungkin era kejayaan mereka telah berakhir.
Gejala-gejalanya pun mulai terlihat dan jika tak ada perubahan, bukan tak mungkin masa kejayaan Golden State Warriors di NBA berakhir. Lalu apa saja gejalanya? Berikut ulasannya:
1. Diterpa Badai Cedera
Tak dapat dipungkiri, Golden State Warriors saat ini sedang terkena guncangan badai cedera.
Terlepas dari hengkangnya salah satu bintang mereka, Kevin Durant yang hengkang ke Brooklyn Nets (Durant sendiri pun saat ini juga dibekap cedera), para pemain andalan Warriors harus menepi lantaran kondisi fisik yang tidak memungkinkan untuk bermain.
Salah satu bintang mereka, Klay Thompson cedera otot ACL (tulang pada lututnya) sejak Juni 2019 lalu. Cedera itu didapat kala dirinya membela Golden State Warriors melawan Toronto Raptors di Final NBA 2019 game keenam.
Lalu penggawa mereka lainnya, Draymond Green mengalami cedera pada bagian jari telunjuk kirinya serta penggawa anyar mereka, Russell D’Angelo yang menderita cedera engkel.
Situasi diperparah dengan nama pemain megabintang mereka, Stephen Curry yang menambah daftar cedera pemain Golden State Warriors.
Pebasket yang berposisi sebagai point guard ini tangan kirinya patah saat melawan Suns pada akhir bulan Oktober 2019 kemarin. Artinya, tidak ada nama yang terlalu menonjol yang mampu bisa menjadi pembeda atau pendulang poin bagi Warriors.
Mungkin Steve Kerr kini menaruh harapan kepada pemain rookie-nya, Eric Paschall yang tercatat rata-rata mampu mengemas 13,8 points per pertandingan.
Namun tetap saja Paschall yang masih berstatus pemain rookie belum bisa menjadi jaminan utama Golden State Warriors di musim ini, mengingat jam terbangnya masih minim di kompetisi NBA.
Stephen Curry Dijaga Ketat
Memegang status pemain megabintang dan menjadi mesin pencetak angka bagi tim, wajar jika mendapat penjagaan ketat dari tim lawan.
Hal itulah yang dirasakan oleh Stephen Curry, sebelum menderita cedera patah tangan. Berkali-kali saat dirinya memegang bola, Curry langsung ditutup pergerakkannya oleh pemain tim lawan.
Tak heran jika pebasket yang perkuat Golden State Warriors sejak tahun 2009 ini kerap kesulitan untuk mencetak angka maupun memberikan operan ke rekan setimnya.
Terlebih, kini dirinya mengalami cedera sehingga membuat Golden State Warriors pun seakan kehilangan ujung tombaknya dalam mendulang.
2. Taktik Steve Kerr Terbaca
Steve Kerr selaku pelatih Golden State Warriors memang patut diacungi jempol karena mampu membawa timnya tersebut dari yang kurang dipandang menjadi tim disegani di dunia NBA.
Melatih Warriors sejak tahun 2014, Kerr benar-benar memberikan peningkatan drastis. Tak hanya itu, bisa dikatakan juga pelatih berusia 54 tahun inilah yang berperan mengembangkan bakat dari Stephen Curry.
Gaya permainan Warriors yang tenang dalam bertahan, namun mematikan dalam melakukan serangan memang kerap merepotkan tim lawan.
Tak hanya itu, Warriors juga bisa dikatakan sangat efektif dalam membangun serangan sehingga menarik untuk disaksikan.
Hanya saja, sepertinya taktik yang dibangun oleh Steve Kerr mulai terbaca oleh para pesaingnya, sehingga titik lemah dari Golden State Warriors dijadikan serangan utama bagi tim lawan.
Terlebih, sejumlah pilar mereka juga tengah dibekap cedera sehingga membuat Steve Kerr harus meracik kembali taktik agar Golden State Warriors dapat menjaga posisi terbaik mereka selama musim reguler NBA 2019-2020 ke babak playoffs.
Kekuatan Tim NBA Merata
Tak dapat dipungkiri jika dalam beberapa musim terakhir, setiap tim hanya mempunyai satu pemain saja yang diandalkan di setiap pertandingan.
Namun berbeda dengan musim ini, hampir seluruh tim NBA di musim 2019-2020 memiliki kekuatan yang merata.
Ambil contoh LA Lakers yang kini memiliki LeBron James, Kyle Kuzma, Anthony Davis, dan Dwight Howard, lalu LA Clippers ada Ivica Zubac, Kawhi Leonard, dan Chris Paul.
Kemudian Houston Rockets juga memiliki James Harden, Russell Westbrook, PJ Tucker, dan tentu saja Brooklyn Nets yang memiliki Kyrie Irving, Kevin Durant, DeAnde Jordan.
Artinya, setiap tim memiliki lebih dari satu pemain yang bisa menjadi pembeda dalam lapangan yang berarti pesaing Golden State Warriors kini mulai bermunculan.