David Robinson: Tentara yang Jadi Juara NBA dan Dunia
INDOSPORT.COM – Dunia basket NBA memiliki banyak kisah menarik. Salah satunya adalah kisah David Robinson, tentara Amerika Serikat yang legenda dan juara dunia.
David Robinson merupakan salah satu legenda dari San Antonio Spurs. Ia merupakan rekan Tim Duncan yang membuat keduanya menjadi duet menakutkan di kancah NBA.
Bersama Tim Duncan, Robinson yang dijuluki ‘The Admiral’ ini membuat duet fantastis yang dijuluki pecinta Basket sebagai Twin Tower.
Robinson yang kini berusia 56 tahun ini memiliki sederet prestasi menarik di level klub bersama San Antonio Spurs hingga tim nasional basket Amerika Serikat.
David Robinson mampu meraih dua gelar juara NBA pada tahun 1999 dan 2003, terpilih menjadi MPV NBA pada 1995 dan 10 kali masuk NBA All Star.
Di level tim nasional basket Amerika Serikat, Robinson mampu mempersembahkan medali perunggur di Olimpiade 1988 Seoul dan dua medali emas di Oilmpiade 1992 Barcelona serta Olimpiade 1996 Atlanta.
Jauh sebelum meraih medali di Olimpiade, Robinson juga mengantarkan Amerika Serikat menjadi juara dunia FIBA pada 1986 di Spanyol.
Prestasi-prestasi ini membuat nama Robinson harum di dunia basket NBA hingga ia masuk Naismith Basketball Hall of Fame dan sederet prestasi individual lainnya.
Siapa sangka, David Robinson menorehkan tinta emas di NBA bersama San Antonio Spurs dalam kondisi telat karena ia memilih menjadi tentara Amerika Serikat terlebih dahulu dengan bergabung angkatan laut.
1. Angkatan Laut yang Jadi Legenda NBA
David Robinson lahir di Florida pada 6 Agustus 1965 di mana ia lahir dari keluarga angkatan laut dari sang ayah yang merupakan tentaran US Navy.
Karena pekerjaan ayahnya itu, Robinson pun kerap berpindah-pindah tempat tinggal. Ia pun uga haus berpindah-pindah sekolah.
Semasa di sekolah, Robinson menggeluti berbagai macam olahraga kecuali basket. Postur tubuhnya saat remaja tergolong kecil di mana ia hanya memiliki tinggi 1,75 meter.
Namun, saat memasuki usia 17 tahun postur tubuh Robinson kian bertambah dan menjadi 1,98 meter. Tapi tetap saja, ia belum menyentuh dunia basket sama sekali.
Hingga akhirnya, pelatih basket sekolahnya memasukkannya ke tim dan ia menapat reputasi di area sekolahnya. Reputasi itu tak membuat banyak pelatih di universitas mau merekrutnya.
Pasca lulus sekolah, Robinson memilih bergabung Akademi US Naval di mana ia belajar dan bermain basket. Di sana lah ia menekuni dunia basket yang membuatnya seperti saat ini.
Pada saat itu, Akademi US Naval berpartisipasi di NCAA. Ia mencatatkan 28,2 poin, 11,8 Rebound dan 4,5 blok per laga pada musim terakhirnya di perguruan tinggi di mana ia meraih penghargaan Player of the Year pada 1987.
Dengan penampilan apik itu, Robinson malah tidak masuk NBA Draft 1987. Ia memilih bergabung ke angkatan laut atau US Navy di mana Petugas Teknik Sipil markas angkatan laut di Georgia.
Dua tahun setelahnya, barulah Robinson masuk ke NBA pada 1989 bersama San Antonio Spurs. Spurs pun sejatinya menunggunya selama dua tahun saat ia mengabdi sebagai angkatan laut.
Di bawah asuhan Larry Brown kala itu, Robinson tampil luar biasa di musim Rookie-nya di mana ia mencetak 24,3 poin, 12 rebound dan 3,89 blok per laga.
Di musim Rookie-nya itu, Robinson mengantarkan Spurs ke semifinal dan mendapat enam kali penghargaan Rookie of the Month, masuk NBA All-Star, dan meraih Rookie of the Year.
Perjalanannya di Spurs pun tak selamanya mulus. Pada musim keempatnya di Spurs, Robinson mengalami performa naik turun akibat cederanya.
Barulah saat Spurs mendapatkan Tim Duncan di NBA Draft 1997, duet Twin Tower lahir dan menandai masa keemasan Spurs di pentas NBA dengan dua gelar juara pada 1998 dan 2003.
Selama kariernya di NBA, Robinson hanya membela Spurs hingga pensiun. Pasca mundur dari dunia NBA, ia pun aktif bergerak di bidang sosial.