Kunjungi Sumbar, KONI Pusat dan Pordasi Kagum Animo Masyarakat terhadap Olahraga Berkuda

Kamis, 20 Februari 2020 00:05 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Indra Citra Sena
© KONI
Hajatan bertajuk “Pacuan Kuda Tradisional dan Open Race” di Gelanggang Pacuan Kuda Kubu Gadang Payakumbuh. Copyright: © KONI
Hajatan bertajuk “Pacuan Kuda Tradisional dan Open Race” di Gelanggang Pacuan Kuda Kubu Gadang Payakumbuh.

INDOSPORT.COM - Dalam olahraga berkuda di Indonesia terdapat beberapa komisi, yakni pacuan, equestrian, polo, dan berkuda memanah. Salah satu komisi yang populer di kalangan masyarakat Sumatra Barat adalah pacuan. 

Sumatra Barat sendiri merupakan salah satu provinsi yang mendirikan Pordasi. Hingga kini, animo masyarakat terhadap pacuan masih sangat tinggi, bahkan dengan membayar tiket Rp5.000-Rp 10.000/orang.

Euforia yang besar dalam menonton pacuan kuda membuat Ketua Umum PP Pordasi, Triwatty Marciano, mengunjungi pertandingan tersebut. Liga tradisional tersebut juga menarik perhatian Ketua Umum KONI Pusat, Marciano Norman, yang turut serta datang. 

Ketua Umum Pengurus Provinsi (Pengprov) Pordasi Sumatra Barat yang juga Wali kota Bukit Tinggi, Ramlan Nurmatias, menceritakan pentingnya pacuan Kuda dan euforia masyarakat menontonnya.

"Olahraga ini (pacuan) bukan milik satu kelompok, melainkan milik kita bersama. Di sini, tua-muda, perempuan-pria, nonton Pacuan. Makan saja dibungkus untuk dimakan sambil nonton pacuan,” terang Wali kota Bukit Tinggi.

Kunjungan Ketum KONI Pusat dan Ketum Pordasi bulan ini untuk menyaksikan Pacuan Kuda Tradisional di Kota Payakumbuh. Wakil Wali Kota Payakumbuh, Erwin Yunaz, menyambut kunjunganp pada Senin (17/2/20). Hajatan bertajuk “Pacuan Kuda Tradisional dan Open Race” di Gelanggang Pacuan Kuda Kubu Gadang Payakumbuh. 

Ada pun Ketua Pelaksana “Pacuan Kuda Tradisional dan Open Race”, Novian Yunus, menyampaikan bahwa kunjungan tersebut adalah kali pertamanya Ketua Umum KONI Pusat dan PP Pordasi ke Pacuan Kuda Tradisional. 

“Kalender pariwisata pacuan kuda ini sudah tiap bulan ada pacuan, bulan ini di Payakumbuh, nanti Maret giliran Bukit Tinggi, April di Padang,” jelasnya.

Ketua Organisasi Pengprov Pordasi Sumatra Barat, Haji Gusrial, mengatakan bahwa lokasi penyelenggaraan pacuan kuda berpindah setiap bulan. Beberapa tempat yang menjadi tuan rumah antara lain Bukit Tinggi, Payakumbuh, Batu Sangkar, Padang Panjang, Solok, Pariaman, Sawah Lunto, dan terbaru Padang. 

Ketua Pengprov Pordasi Sumatera Barat memastikan pacuan kuda memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat. Lapangan pekerjaan banyak terbuka berkat olahraga ini mulai dari pemotong rumput gelanggang, pelatih kuda, joki kuda, dsb. 

"Industri kuda pacu di Sumatra Barat amat maju. Saya bangga melihat kuda-kuda pacuan di sini, sebagai hasil ternak kuda lokal,” cetus Ketum KONI Pusat, Marciano Norman.

Untuk mengembangkan pacuan kuda Sumatra Barat, Pengprov berharap Pordasi mendukung soal fasilitas dengan menghadirkan pelatih dan tenaga ahli lainnya dari luar negeri demi kemajuan olahraga ini di Tanah Minangkabau. 

Dalam pertandingan di Payakumbuh, hadir pula Ketua Pengprov Pordasi DKI Jakarta, Alex Asmasoebrata, serta perwakilan Pengprov Yogyakarta. Mereka tampak antusias menyaksikan kejuaraan tersebut.

Beberapa catatan penting untuk evaluasi pacuan kuda kali ini antara lain ketertiban penonton. Sampah plastik bertebaran di mana-mana dan penonton masuk ke lintasan menjelang finis mengingat jumlahnya mencapai lebih dari 15.000 orang. 

Kedua hal tersebut membahayakan, pertama sampah plastik dapat menyebabkan kuda tergelincir dan berujung patahnya kaki yang tidak bisa disembuhkan. Ketika tergelincir, joki akan terpental dan dapat menyebabkan kematian. 

Masalah kedua adalah penonton yang masuk ke lintasan seakan menyambut kuda di garis finis. Hal tersebut dapat membahayakan penonton, kuda, serta jokinya.