eSports

Cerita Benny Moza, Sempat Dilarang Orang Tua hingga Harumkan Nama Indonesia lewat eSports

Kamis, 3 Oktober 2019 22:46 WIB
Editor: Matheus Elmerio Giovanni
© bennym0za
Atlet Esport Indonesia, Benny Moza. Copyright: © bennym0za
Atlet Esport Indonesia, Benny Moza.

INDOSPORT.COM - Benny Moza, atlet eSports Indonesia yang sudah mengharumkan nama bangsa di kancah internasional, ternyata punya cerita dirinya sempat dilarang orang tua.

Pemain dengan ID Player ‘m0za’ ini merupakan atlet eSports untuk permainan Point Blank yang sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan dunia. 

Benny sudah mengikuti dua turnamen sekelas internasional untuk Point Blank. Yaitu, Point Blank International Championship 2017 di Jakarta dan turnamen yang sama di tahun 2018 di Korea Selatan.

Tapi tidak banyak yang mengetahui bahwa hobi yang digeluti Benny Moza sejak kecil ini, ternyata sempat mendapat perlawanan dari orang tuanya sendiri.

Benny mengaku bahwa dirinya tak berasal dari keluarga berada sehingga orang tuanya berharap dirinya sukses dengan pekerjaan yang bukan mengandalkan games saja.

“Saya ini bukan dari keluarga yang berada, pernah makan dua kali bahkan sekali saja dalam sehari. Orang tua dan keluarga tidak mendukung saya bermain games awalnya, tapi sekarang bisa lihat sendiri,” ucap Benny bangga.

Ya, Benny Moza patut berbangga bahwa kini dirinya membuktikan eSports bisa menghidupinya dan bahkan menjadi inspirasi untuk anak-anak muda lainnya.

Kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Benny Moza juga mengaku sangat senang bahwa pemerintah mulai memperhatikan industri gaming dan eSports.

“Wah bagus, kenapa tidak dari dulu. Sangat bagus, jadi anak-anak atau gamers muda hobinya jadi tersalurkan. Kalau dulu gamers biasa itu kan malah keluar-keluar tidak jelas jadi bisa ke arah yang negative. 

“Kalau sekarang terstruktur didukung pemerintah, orang tua juga kan akan mendukung anak-anaknya di game. Jadi lebih jelas lah masa depan di eSports,” cerita Benny Moza.

Benny dengan mantap menyebut bahwa bidang yang dia geluti sekarang ini adalah olahraga. Dia bahkan mengatakan bahwa eSports tidak main-main dan masa depan terjamin. 

“Kita di sini, atlet pro eSports tidak main-main, kami dibayar dan terikat kontrak dengan perusahaan, kehidupan kami dijamin, selebihnya bagaimana kita mengatur. Kalau anggapan gamer itu main terus sampai begadang, tidur pagi, itu balik ke orangnya masing-masing," tutur Benny.

Benar saja bahwa atlet eSports di Indonesia punya masa depan terjamin. Benny Moza sendiri berdasarkan esportsearning.com, telah mengantongi total 14 ribu Dollar AS atau sekitar Rp196 juta hanya dari dua turnamen yang diikutinya sejauh ini.