INDOSPORT.COM - Dunia eSports di China masih melakukan diskriminasi terhadap atlet wanita. Kejadian ini rupanya berbanding terbalik dengan atlet kaum hawa di Indonesia.
Atlet eSports wanita China sebenarnya sangat jarang tampil di permukaan publik. Sebagian warga Negara Tirai Bambu tersebut kabarnya memiliki pandangan berbeda ketika melihat atlet olahraga berdasarkan gender.
Pendapat ini sendiri disampaikan oleh pemenang wanita pertama kompetisi eSports Hearthstone World Championship 2019 asal China, Li Xiaomeng. Usai menyabet trofi jawara piala dunia tersebut, atlet eSports berusia 23 tahun itu membeberkan bagaimana perlakuan kaum pria padanya.
"Saat berada pada sesi pendaftaran, ada seorang gamer pria yang mengatakan 'jika kamu seorang gadis, kamu tidak pantas ada di sini. Ini bukanlah tempat bagimu,'" ujar Li berlinang air mata ketika ditanya pembawa acara dilansir Abacus News.
"Apakah hal ini dikarenakan dosa saya yang 'lemah,' atau hanya karena saya wanita, menurut saya penilaian itu tidak berdasar," beber Li.
China sendiri kabarnya sempat mulai membangun dinasti eSports untuk kaum wanita sejak tahun 2016 lalu. Sayang hanya dengan atlet aktif sebanyak 200 pemain membuat komunitas ini tidak bertahan lama hingga akhirnya bubar.
Kali ini China pun mulai melakukan langkah serius dengan melihat perkembangan eSports yang besar usai melihat sepak terjang Li sebagai atlet wanita pertama yang menjuarai turnamen internasional. Apalagi kabarnya salah satu negara besar di Asia tersebut sudah memiliki 300 juta pemain wanita hingga saat ini.
Salah satu contohnya NXA Ladies yang dipelopori oleh Monica Carolina alias Nixia hingga menjadi salah satu tim eSports wanita senior di Indonesia. Lain halnya dengan China, berbagai tim olahraga modern berbasis game ini bahkan mendapat tempat di hati para gamers baik pria maupun wanita.