Esports: Terjadi Lagi, Dota Pro Circuit Kembali Diwarnai Match Fixing
Kiyalbek Tayirov atau ynag lebih dikenal dengan nama panggungnya, Dream, merupakan pemain profesional Dota 2 yang cukup baik.
Dia menempati posisi carry dan sering kali menjadi kunci kemenangan tim dalam pertempuran besar yang bisa menentukan jalannya laga.
Selain itu, dia juga memiliki komando tertinggi dalam memutuskan Gerakan tim selanjutnya. Dream seringkali memberi aba-aba pada rekannya untuk menginisiasi Gerakan.
Dengan memiliki tanggung jawab yang sangat krusial, serta pengalaman profesional yang sudah tidak diragukan lagi, ada beberapa hal yang akhirnya membuatnya menjadi tersangka pada kasus kali ini.
Pasalnya, Dream seringkali menginisiasi pergerakan yang akhirnya membuat timnya harus kehilangan momentum dan bahkan kalah dalam pertempuran.
Selain itu, dia juga sering menyianyiakan kesempatan dan membuat keputusan yang terkesan tidak sabaran padahal posisi timnya sedang tidak menguntungkan.
Dream bahkan menginisiasi perang padahal dia bisa saja menundanya untuk bisa mendapatkan Buyback yang pada saat itu dia hanya kurang 160 gold saja.
Buyback sendiri merupakan fitur Dota 2 dimana pemain yang mati bisa langsung hidup kembali dengan membayar sejumlah gold.
Dengan beberapa kejanggalan diatas, Kiyalbek ‘Dream’ Tayirov pun menjadi tersangka paling masuk akal dalam kasus ini.
Penyelidikan mendalam langsung dilakukan Paragon selaku pihak penyelenggara, di sisi lain tim HYDRA pun menyanggah adanya match fixing mereka namun akan kooperatif dalam proses penyelidikan.
Sumber: dotesport