INDOSPORT.COM - Tim PUBG Mobile Indonesia 2 telah mendarat di Tanah Air, Selasa (16/5/24) malam, setelah bertarung di SEA Games 2023 di Kamboja. Mereka berhasil mengamankan medali emas.
Tim yang dihuni M. Kausar, Fazriel Haikal Aditya, Muhammad Afriza, Tengku M. Septiadi Ardiansyah dan Alan Reynold Kumaseh meraih skor 178, hasil lima kali Winner-Winner Chicken Dinner dan total 105 kill.
Catatan tersebut paling banyak ketimbang tim lain, sementara tim Vietnam 1 berada di peringkat kedua (152 poin). Tempat ketiga dihuni tim Vietnam 2 (151 poin).
Jendra Wahyudi selaku official dari tim PUBG Mobile Indonesia 2 mengatakan bahwa perjuangan mereka tak mudah. Terdapat indikasi kecurangan, di mana setelan ponsel atlet Indonesia berubah, tapi mereka bisa mengatasinya.
"Ada (indikasi kecurangan) tapi kami bisa handle karena kami punya tim support sistem yang bagus dari badan timnas, dari NOC, pengurus besar eSports Indonesia yang semuanya bantu," kata Jendra.
"Ada beberapa momen teknikal seperti setelan hp berubah. Tapi kami tenang dan hadapi dan antisipasi, jadi kami minta hp dikunci. Lalu, anak-anak juga tidak terpengaruh secara mental ketika berada dalam tekanan seperti itu. Mereka yang terbaik saat ini," jelasnya.
Tim PUBG Mobile Indonesia lantas menjadikan indikasi kecurangan sebagai cambuk untuk membuktikan kemampuan. Hasilnya, medali emas cabang olahraga eSports pada SEA Games 2023 pun dibawa pulang.
"Kalau kami menanggapinya enggak terlalu gimana-gimana sih, karena kita kan bisa hafal juga tuh sesi aktivitas, cuma karena dicurangi kami jadi lebih bersemangat gitu," ujar salah satu atlet PUBG Mobile Indonesia, M. Kausar.
"Kayak, 'Waduh kita dicurangi, ayo kita buktikan. Jadinya kayak lebih semangat, menjadi pacuan kita juga agar bisa menang," imbuhnya.
Dikatakan Kausar, para atlet eSports Indonesia di SEA Games sangat kompak meski berasal dari tim berbeda karena mereka sudah dipersatukan dalam pelatnas selama beberapa waktu.
"Kami kan diadakan pelatnas. Semuanya bareng-bareng terus kayak tidur bareng, makan bareng, ngapa-ngapain bareng. Jadi, dari situlah mulai bisa mengenal satu sama lain dengan cepat," jelas pemuda kelahiran Aceh Besar itu.