Donkey Bandingkan Kontrak eSports dan Sepak Bola: Jangan Mau Dibodohi
INDOSPORT.COM - Salah satu mantan pro player eSports Mobile Legends, Yurino Putra alias Donkey, buka-bukaan mengenai kontrak pemain yang berbeda dengan industri sepak bola.
Sebagai salah satu mantan pemain sekaligus bertindak sebagai pengamat, Donkey mengaku gerah dengan tim eSports yang tidak menghormati hak pemainnya.
Pasalnya, banyak tim yang menahan pemain untuk berkomunikasi dengan tim lain, meski kontrak mereka akan segera habis. Padahal, hal itu termasuk salah satu hak sebagai pemain.
"Di sepak bola, pemain sudah mendapatkan haknya secara adil. Tahun depan habis (kontrak) atau jika tidak ada kesepakatan, mereka bebas bicara ke tim mana pun," kata Yurino Putra.
"Sedangkan eSports di Indonesia, banyak talent atau player dibodoh-bodohi dengan klausul kontrak habis nggak boleh kemana mana dulu untuk jangka waktu tertentu," cetusnya.
Donkey juga menjelaskan bahwa pemain kurang mendapat perlindungan di industri eSports karena bergerak secara individu. Artinya, tidak ada agensi yang melindungi mereka.
"Sejujurnya di Indonesia hak atlet eSports belum benar-benar dilindungi karena belum ada super agen seperti di sepak bola yang selalu ada untuk melindungi player-player tersebut," tegas Donkey.
1. Pro-Kontra
Masukan dari Donkey untuk membangun industri eSports lebih positif, tentunya juga menimbulkan pro-kontra di media sosial. Banyak yang menganggap dirinya ingin membajak sejumlah pro player berkualitas.
Sebagaimana diketahui, Donkey bersama sejumlah mantan pro player Mobile Legends membentuk tim eSports Geng Kapak atau GPX. Dia berencana untuk terjun ke kompetisi profesional, yaitu MPL Indonesia.
Semoga masukan positif dari Donkey bisa membuat industri eSports di Indonesia semakin maju. PB Esports yang berada di bawah Kemenpora ke depannya dapat melindungi hak-hak para pemain.