Waduh! Dunia Esports Dinilai Tidak Menguntungkan, Tim Besar Mulai PHK Karyawan
INDOSPORT.COM — Hal besar sedang terjadi di industri eSports dengan kabar bahwa para tim raksasa mulai PHK puluhan karyawan mereka.
Tim raksasa seperti 100 Thieves dan TSM bahkan dikabarkan tengah mengalami permasalahan finansial yang terjadi karena beberapa faktor.
Para investor yang menjadi tulang punggung perekonomian mereka nampaknya mulai menyadari bahwa industri eSports tidak begitu menguntungkan.
Dengan harga jor-joran yang mereka berikan, keuntungan para perusahaan ini dinilai tidak sebanding dan cenderung rugi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa hype pertandingan eSports nampaknya tidak terlalu berbuah banyak bagi sebuah brand.
Selain itu, isu tentang resesi global yang terjadi pada tahun 2023 juga menjadi faktor besar hancurnya perekonomian para tim eSports ini.
Diketahui bahwa Team SoloMid (TSM) sebagai salah satu tim raksasa wilayah Amerika Serikat harus mengeluarkan 20 karyawan mereka untuk menyehatkan keuangan.
Sedangkan 100 Thieves yang menjadi rival TSM juga turut memberhentikan lusinan karyawan mereka termasuk para tim senior.
Diketahui bahwa Executive Producer mereka, Mike Aransky, juga tidak luput dari pemberhentian karyawan 100 Thieves kali ini.
Selain dua faktor besar tadi, sebenarnya ada satu permasalahan lagi yang berhasil membuat para tim eSports ini hancur secara ekonomi.
1. Hancurnya Pasar Crypto
Belakangan ini dunia dihebohkan dengan fenomena melonjaknya pasar cypto dan membuat banyak orang memulai investasi ini.
Namun, tidak lama kemudian pasar crypto ini mulai hancur perlahan demi perlahan dan tidak lagi bisa dijadikan investasi yang sehat.
Akan tetapi, banyak perusahaan besar yang sudah terlanjur menjadi sponsor-sponsor suatu gelaran atau bahkan sebuah tim.
Tidak terlepas tim eSports, TSM dikabarkan adalah salah satu dari banyaknya tim yang bekerja sama dengan FTX.
FTX sendiri merupakan perusahaan yang bekerja di bidang pasar crypto yang baru-baru ini dinyatakan bangkrut total.
Dengan hal ini, maka semua sponsorship mereka dengan FTX terpaksa untuk dihentikan dan tentu membuat keuangan mereka juga jadi terguncang.
FTX sendiri dikabarkan bekerja sama dengan TSM dengan nominal yang sangat besar yaitu Rp3,1 triliun untuk kontrak selama 10 tahun.
Dengan kontrak yang harus berhenti dengan hanya baru berjalan hampir dua tahun, tentu saja ini menjadi faktor besar runtuhnya sang tim raksasa Amerika Serikat kali ini.
Melihat trend belakangan ini, industri eSports nampaknya memang sedang tidak baik-baik saja dengan segala pemberitaan tim yang terus mencuat.
Mengingat turnamen-turnamen besar akan segera dimulai, bahkan Dota Pro Circuit 2023 sudah dimulai, nampaknya para tim besar ini malah terkesan belum siap dengan permasalahan internal mereka.
Sumber: Fragster