Miris! Kalah Pamor dari Valorant, Overwatch di Ambang Kebangkrutan?
INDOSPORT.COM â Overwatch yang sudah kalah pamor dari Valorant kini nampaknya mendapatkan masa-masa sulit mereka.
Overwatch sendiri memiliki genre permainan yang sama dengan Valorant yaitu, First Person Shooting atau biasa disebut FPS.
Konsep dan fitur yang disediakan juga terbilang mirip dengan menambahkan bumbu-bumbu keahlian dari masing-masing karakter sebagai pemanis.
Dulunya, panggung Esports Overwatch adalah salah satu terbesar di dunia yang bahkan bisa menyaingi Dota 2 dan Counter Strike: Global Offensive.
Namun, dengan adanya Valorant yang dinilai lebih baru dan lebih segar, banyak orang yang akhirnya memilih hijrah ke game besutan Riot ini.
Dengan fakta tersebut, Overwatch pun ingin melakukan beberapa gebrakan dan inovasi dengan merilis Overwatch 2 yang diniatkan untuk menyaingi kesuksesan Valorant.
Namun sayangnya, Overwatch 2 sama sekali tidak diterima oleh publik bahkan bisa dibilang produk yang lebih gagal dari pendahulunya.
Buntutnya adalah panggung Esports mereka yang sudah sepi peminat, malah jadi lebih sepi lagi karena blunder Activision Blizzard selaku pihak pengembang Overwatch dan Overwatch 2.
Runtuhnya panggung Esports mereka ini pun juga menjadi lebih parah dengan beberapa sponsor besar yang akhirnya memilih untuk menarik diri dari pertandingan Overwatch 2 ini.
Diketahui bahwa nama-nama besar seperti Coca-Cola dan Xfinity merupakan sponsor mereka yang kini memutuskan untuk berhenti.
1. Server Overwatch China Resmi Ditutup
Seakan belum cukup mederita, pihak Activision Blizzard kini juga harus menutup server mereka di China yang merupakan lahan basah bagi mereka.
Hengkangnya Activision Blizzard ini tentu sekaligus menutup server Overwatch yang memiliki jutaan pemain aktif di China.
Sudah jatuh ditimpa tangga adalah perumpaan yang sangat tepat bagi nasib Overwatch dan Activison Blizzard di awal tahun 2023 ini.
Hengkangnya mereka dari negri tirai bambu ini sehubungan dengan kerjasama mereka dengan NetEase yang tidak diperpanjang.
NetEase sendiri merupakan perusahaan yang menyediakan layanan server bagi Activision Blizzard di China sehubungan dengan peraturan ketat pemerintahan mereka.
Kontrak yang Activision Blizzard tawarkan dinilai terlalu rakus dan tidak adil oleh NetEase yang akhirnya memilih untuk menghentikan kontraknya.
Dengan 10 juta pemain lebih yang mereka tinggalkan, tentu mereka pun mendapatkan banyak sekali protes di sosial media.
Bisa dimaklumi mengingat bahwa pasti banyak pemain yang sudah melakukan pembelian barang atau item dalam game yang tentu tidak murah.
Selain itu, Activison Blizzard sendiri juga masih harus menghadapi kasus yang dilayangkan banyak tim Esports yang menuntut keadilan.
Pasalnya, para tim ini diharuskan membayar sangat mahal untuk bisa bertanding di panggung besar dengan hadiah yang mereka berikan makin sedikit mengingat bahwa mereka sendiri kini tidak memiliki sponsor.
Sumber: MSN, The Lazy Esports