INDOSPORT.COM - Jika bicara soal futsal, kualitas Indonesia di Asia Tenggara berada di nomor kedua setelah Thailand dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, di ajang Piala AFF futsal tahun ini, Timnas futsal Indonesia hanya mencapai posisi ketiga, artinya ada sebuah penurunan kualitas di futsal Indonesia.
Mantan pelatih Timnas futsal Indonesia, Justinus Lhaksana membeberkan masalah yang ada pada futsal Indonesia. Setidaknya ada dua penyebab mengapa futsal Indonesia alami penurunan alias tidak ada kemajuan layaknya gerakan maju mundur cantik ala Syahrini.
Masalah pertama yang ada di futsal adalah kompetisi yang tidak dapat mengajarkan para pemain akan pemahaman gaya main yang modern. Yang kedua, masalah pembinaan yang hanya menjadi wacana saja tanpa ada aksi.
“Kompetisi sudah berjalan tiap tahun tetapi tidak ada kompetisi U-19 yang kompetitif sehingga dapat menjadi wadah pembinaan. Kualitas liga sendiri mainnya banyak pakai otot bukan otak sehingga main terburu-buru,” ungkap Justinus Lhaksana ketika dihubungi oleh portal berita olahraga, INDOSPORT.
Masalah para pemain yang bermain terburu-buru juga sebelumnya pernah dikeluhkan oleh pelatih Kensuke Takahashi beberapa waktu yang lalu. Permainan yang terburu-buru merupakan imbas dari gaya main di liga yang lebih cenderung mengutamakan asal main keras.
Pembinaan yang seharusnya diwadahi dengan kompetisi U-19 yang kompetitif menjadi sorotan oleh pria berkacamata yang sudah mendapatkan lisensi kepelatihan dari Belanda itu. Kompetisi U-19 memang sudah ada tetapi jika gaya mainnya lebih banyak mengandalkan otot, rasanya futsal Indonesia akan berjalan di tempat atau bahkan menurun.
Terus Ikuti Berita Olahraga Seputar Timnas Futsal Indonesia Hanya di INDOSPORT.COM.