Analisis Piala AFC Futsal U-20 Timnas Indonesia vs Vietnam: Defending Masterclass, Garuda!

Selasa, 18 Juni 2019 16:15 WIB
Editor: Coro Mountana
© bardral urayasu
Kensuke Takahashi pelatih timnas futsal Indonesia. Copyright: © bardral urayasu
Kensuke Takahashi pelatih timnas futsal Indonesia.
Hanya Power Play yang Bisa Meruntuhkan Tembok Pertahanan Garuda

Sejak peluit panjang tanda laga dimulai, Vietnam langsung menyadari bahwa pertahanan Timnas Indonesia begitu rapat. Hal itu dikarenakan Timnas Futsal Indonesia U-20 sangat cepat dalam melakukan transisi dari menyerang ke bertahan.

Formasi 2-2 yang menjadi andalan skuat asuhan Kensuke Takahashi terbukti ampuh dalam menahan gempuran serangan Vietnam. Andai Vietnam mampu menembus barikade pertahanan Timnas Indonesia, mereka masih akan menemui sosok yang sangat tangguh.

Yaitu kiper Ahmad Habibi yang berkali-kali memamerkan aksi lompatan demi lompatan indah demi menghalau semua bola yang akan masuk ke gawang. Bahkan tendangan penalti yang didapat oleh Vietnam pun masih mentah di tangan Ahmad Habibi.

© AFC.com
Timnas Futsal Indonesia U-20 saat berhadapan dengan Irak di Piala AFC Futsal U-20 2019, Minggu (16/06/19). Copyright: AFC.comTimnas Futsal Indonesia U-20 saat berhadapan dengan Irak di Piala AFC Futsal U-20 2019, Minggu (16/06/19).

Kredit khusus perlu diberikan kepada Ahmad Habibi karena berkali-kali juga ia mampu melakukan pembacaan permainan yang sangat jenius. Bak Manuel Neuer, Ahmad Habibi sering keluar dari sarangnya untuk menghalau serangan terobosan dari Vietnam.

Rapatnya pertahanan ditambah tangguhnya Ahmad Habibi di bawah mistar menjadi panggung pertunjukan bagi Defending Masterclass dari Timnas Indonesia. Memasuki 10 menit terakhir laga, Vietnam sampai harus memainkan strategi power play.

Sebagai informasi, power play adalah sebuah taktik yang memungkinkan sebuah tim mengganti seorang kiper dengan pemain tambahan. Taktik ini sangat ampuh jika ingin mencari gol karena menciptakan situasi overload (kelebihan) 5 pemain Vietnam vs 4 milik Timnas Indonesia.

Benar saja, Vietnam sukses memperkecil kedudukan melalui cara power play dengan mencetak 2 gol. Namun perlu diketahui bahwa cara power play memiliki resiko karena tidak ada kiper yang berdiri di bawah mistar gawang.

Oleh karena itu, Timnas Indonesia juga sukses mencetak 2 gol yang membuat skor sempat menjadi 7-2 melalui situasi serangan balik. Namun setelah itu, Vietnam menjadi lebih efektif dalam melakukan power play dengan menambah tiga gol lagi.

Sekali lagi meski kebobolan sampai lima kali, tetap perlu diberi apresiasi terhadap pertahanan Timnas Indonesia yang begitu kompak dan rapat sebelum akhirnya taktik power play menghancurkannya. Sejatinya faktor kelelahan juga bisa menjadi penyebabnya.

Pasalnya stamina dan fisik 4 pemain bertahan Timnas Indonesia pasti akan terkuras tenaganya oleh 5 pemain penyerang milik Vietnam. Pada akhirnya hanya kebobolan 5 gol lewat strategi power play harus menjadi evaluasi agar Timnas Indonesia tidak kesulitan di semifinal dengan cara yang sama.

Tapi setidaknya sebelum ada power play, Timnas Indonesia sukses mempertontonkan defending masterclass yang sangat menakjubkan. Kini tinggal dicari cara untuk membuat defending masterclass volume 2 khusus menangani serangan power play antara Thailand atau Afghanistan di semifinal.