Kisah Sicilia Setiawan, Kartini di Lapangan Futsal
Mungkin belum banyak yang akrab dengan nama Sicilia Setiawan. Ia merupakan seorang pelatih futsal tim putri Football Plus Bandung. Saat ini, ia merupakan satu-satunya perempuan yang menjadi pelatih aktif di dunia futsal. Di pentas Liga Futsal Nusantara dan Women Pro Futsal League (WPFL), tak ada perempuan lain yang berstatus sebagai pelatih.
Perempuan kelahiran Wonosobo yang telah lama menetap di Bandung ini, mengenal futsal secara tak sengaja. Ia mulai menggelutinya setelah kerap menyaksikan permainan ini di tempatnya bekerja. Saat itu, Sicilia bekerja di bagian keuangan di Football Plus.
Sisi kewanitaannya tergugah saat menyaksikan anak-anak bermain sepakbola di tempatnya bekerja. Di tim futsal putri Football Plus, ia melihat banyak bakat cemerlang yang dimiliki perempuan-perempuan muda Indonesia, yang sangat sayang jika tak dibina dan dikembangkan dengan baik.
Kepada perempuan-perempuan Indonesia, Sicilia pun menyampaikan pesannya melalui video berikut:
Dalam rangka Hari Kartini, 21 April 2017, INDOSPORT sajikan ulasan sosok Sicilia, sebagai cerminan Kartini masa kini.
1. Perkenalan
Sicilia Setiawan tak pernah punya bayangan akan menjalani karier sebagai seorang pelatih futsal profesional. Ia bahkan tak pernah berpikir akan bersinggungan begitu dekat dengan dunia olahraga.
Dulu semasa masih kanak-kanak, ia bermimpi memiliki kebun binatang sendiri. Ia juga ingin melakukan banyak perjalanan untuk meneliti kehidupan satwa, karena kecintaannya terhadap binatang.
Tapi jauh bertahun-tahun kemudian, ia justru merasa terpanggil untuk lebih dekat dengan anak-anak. Sebuah panggilan yang membuatnya mengambil jalan mengejutkan. Jalan yang mempertemukannya dengan kemungkinan-kemungkinan yang tak pernah ia bayangkan.
Sebelum 2013, kehidupan Sicilia yang nyaman dan tenang, cenderung datar. Pekerjaannya sebagai staf finance, sesuai dengan ilmu yang ia pelajari di jurusan akuntansi Universitas Parahyangan.
2. Pelatih Sepakbola Wanita
Namun di tahun itu, setelah dua tahun bekerja di bidang keuangan, ia melihat kesempatan berbeda di tempatnya bekerja, di Football Plus. Ini juga sekaligus menjadi jawaban atas keinginannya untuk lebih dekat dengan anak-anak. Meski diiringi kecemasan dan keraguan, Sicilia akhirnya mengambil kesempatan tersebut. Selain sebagai staf finance, ia juga menjadi pelatih sepakbola untuk tim putri level anak dan remaja di tempat tersebut.
Kepada INDOSPORT, Sicilia mengaku mengikuti tiga level program pelatihan untuk menjadi pelatih sepakbola, yang diadakan Football Plus, tahun itu. Ia juga turut serta dalam program pelatihan World Coaches yang diselenggarakan Asosiasi Sepakbola Belanda (KNVB).
Namun persiapan yang dilakukannya itu, tak serta merta membuat karier baru Sicilia berjalan mulus. Ia kesulitan membangun tim, karena tak ada perempuan yang berminat untuk bermain sepakbola. Salah satu anak asuhnya, diajak Sicilia setelah bertemu di jalan saat bermain bola plastik.
"Tahun pertama, tiap latihan yang datang cuma tiga orang, satu orang, kadang nggak ada yang datang. Untuk tiap latihan bisa datang 10-12 anak aja, butuh waktu dua tahun," kata Sicilia.
Tak adanya turnamen sepakbola wanita, membuat jalan Sicilia semakin terjal. Football Plus sempat mengadakan turnamen mini soccer wanita, bertajuk Kartini Cup. Namun pesertanya ternyata merupakan anggota klub-klub futsal.
3. Bersinar di Futsal
Kondisi ini membuat Sicilia memutuskan untuk pindah haluan membesut tim futsal di awal 2015. Berbeda, gairah dan antusiasme lebih dirasakan Sicilia ketimbang saat menggarap tim sepakbola wanita.
Agar lebih mumpuni, ia pun membekali diri dengan mengikuti sejumlah pelatihan untuk melatih tim futsal. Pada 2016 lalu, ia mengikuti pelatihan berlisensi PSSI/AFP level 1 Nasional di Bandung. Pada Maret 2017, Sicilia mengikuti pelatihan World Coaches futsal dari KNVB.
Terakhir, pada 18-19 Maret lalu, ia juga mengikuti pelatihan berlisensi AFC Level 1, dan masuk dalam empat besar peserta terbaik. Padahal, Sicilia menjadi satu-satunya peserta wanita dalam program tersebut. Saat ini, Sicilia menjadi satu dari tiga wanita pemegang lisensi AFC di Indonesia. Namun di level Liga Nusantara dan WPFL, ia merupakan satu-satunya pelatih aktif pemegang lisensi Asia ini.
Nama Sicilia pun semakin dikenal di dunia futsal, tak cuma dalam negeri, tapi juga di luar negeri. Pada 9-13 April 2017 lalu, Sicilia ikut memberi pelatihan bagi anak-anak lokal di Soccer Camp yang berlangsung di Nepal. Saat itu, ia menjadi satu-satunya pelatih asing di acara tersebut.
Tahun lalu, tim binaannya sukses meraih tiket untuk tampil di kompetisi kasta tertinggi futsal putri, Women Pro Futsal League (WPFL) 2017. Namun Football Plus yang menjadi runner up Liga Futsal Nusantara (LFN) 2017, melepas kesempatan tersebut. Mereka akan tetap tampil di LFN musim 2017 ini.
"Anak-anak saya masih sekolah, dari kelas 1, 2, dan 3 (SMA). Selain itu juga persiapannya singkat, hanya satu bulan dari lolos Liga Nusantara, sampai tampil di WPFL," kata Sicilia, menerangkan alasan timnya batal tampil di WPFL.
4. Tantangan dan Harapan
Sicilia yakin anak asuhnya dapat tampil bersaing di WPFL. Terbukti, sudah empat orang anak didiknya yang direkrut klub-klub lain yang berlaga di WPFL. Hanya saja, persoalan dana menjadi masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini, sehingga timnya tak bisa tampil. Apalagi format pertandingan WPFL, mengharuskan setiap tim untuk bertanding di sejumlah kota berbeda tiap pekannya.
Ketimbang mendanai tim putri, sejumlah sponsor lebih tertarik menggelontorkan dananya untuk tim putra. Jumlah penonton yang lebih besar, menjadi alasan utama perbedaan perlakuan sponsor ini.
Kategori yang digeluti Football Plus, yaitu anak dan remaja, membuat mereka semakin kesulitan mendapatkan dana. Sebab di Indonesia, permainan di level profesional selalu lebih menarik perhatian penonton, sehingga para sponsor pun tak ragu untuk merogoh kocek. Padahal untuk menghasilkan permainan yang menarik di level profesional, pembinaannya harus dilakukan sejak level dini.
Seretnya aliran dana ke dunia yang digeluti, tentu berimbas pada kehidupan Sicilia. Apalagi, Sicilia berencana untuk melepaskan pekerjaannya di divisi finance, agar lebih fokus menggeluti dunia futsal. Ini akan menjadi keputusan penting, sebab hingga saat ini, ia belum dapat memastikan apakah secara finansial, futsal dapat memberinya kecukupan. Namun Sicilia mengaku optimis keadaan ini dapat berubah menjadi lebih baik.
Sebagai penunjang, Sicilia saat ini juga mengisi program pelatihan untuk para wanita yang ingin menjadi pelatih. Ia berharap, kesempatan dapat terbuka lebih lebar saat dirinya sudah bergantung penuh pada futsal
5. Masih Jomblo
Saat tak sedang melatih, Sicilia tak jarang mengajak timnya menghabiskan waktu bersama. Terkadang, mereka memanfaatkannya untuk melakukan hal yang ia gemari, yaitu mencicipi beragam makanan. Makanan favoritnya adalah Mie Ayam.
"Mie ayam abang-abang, yang pake gerobak di pinggir jalan," ucapnya sambil tertawa.
Hobi Sicilia yang lain adalah jalan-jalan. Pantai dan scuba dive adalah dua hal yang paling dicari saat ia melakukan perjalanan. Namun secara umum, Sicilia sangat menyukai travelling. Pertemuan dengan tempat, suasana, dan orang-orang baru, selalu membuatnya bergairah.
Meski masih dalam hitungan jari, futsal telah memberi Sicilia dua hal yang disenanginya itu. Saat terbang ke Nepal untuk memberi pelatihan pada Soccer Camp pekan lalu, ia juga tak perlu merogoh kocek. Sicilia justru dapat menikmati dua kesenangannya itu ditambah banyak bonus berupa materi dan non materi.
Namun selain karena berhubungan dengan pekerjaan, Sicilia memang masih berstatus jomblo, sehingga perjalanannya dilakukan bersama rekan. Ia juga tak jarang melakukan sesuatu sendirian. Mengenai hal ini, Sicilia menolak disebut terlalu selektif dalam memilih pasangan. Namun ia pun tak menampik jika dirinya tak mau salah pilih mendapatkan pasangan yang akan mendampinginya sepanjang hidup.
6. Harapan untuk Perempuan
Meski memang memiliki penampilan yang menarik, Sicilia lebih ingin dinilai dari prestasi yang ia torehkan. Pernah suatu kali, sebuah media menggembar-gemborkan penampilan dan kecantikannya. Bukannya senang, ia justru menganggapnya berlebihan.
"Saya jadi bahan ejekan sama teman-teman, ya kayanya berlebihan aja sampai segitunya. Saya sih pengennya dilihat juga prestasinya, nggak cuma karena satu-satunya cewek," katanya.
Sebagai seorang perempuan yang masih single, Sicilia tak cuma dapat membuktikan dirinya mampu mandiri. Lebih jauh, ia telah melebarkan spektrum manfaat dirinya pada banyak perempuan lainnya, dengan bakat dan prestasi yang ia torehkan sejauh ini.
Ia juga mendorong para perempuan lain untuk menyalurkan minat dan bakatnya. Paling minimal, kegiatan ini bisa menghindarkan para perempuan dari hal-hal negatif yang mungkin terjadi.
Sicilia memang berharap perempuan-perempuan lain juga mengikuti jejaknya untuk mengeksplorasi bakat dan talenta yang dimiliki. Menurutnya, banyak perempuan Indonesia yang memiliki potensi untuk lebih berprestasi, tak muncul, karena perasaan malu. Padahal, ia yakin, para perempuan Indonesia bisa melakukan hal-hal yang tak kalah dibanding laki-laki.
"Saya sih pengennya cewek-cewek juga bisa berprestasi di bidangnya, saya yakin kita juga bisa berpestasi, nggak kalah sama laki-laki, " katanya.