Abdulrashud Sadulev, Pegulat Muslim Terhebat Dunia Kepunyaan Rusia
INDOSPORT.COM - Berikut profil singkat kiprah pegulat terhebat di dunia asal Rusia yang ternyata muslim dan sangat rendah hati, yakni Abdulrashud Sadulev.
Abdulrashud Sadulev lahir di desa pegunungan kecil Tsurib, Distrik Charodinsky, Dagestan, Rusia (sekitar 1.662 km dari Moskow) pada 9 Mei 1996.
Sadulev merupakan keturunan Avar, sebuah kelompok etnis asli di Kaukasia Timur Laut yang begitu dominan di antara beberapa suku lainnya di kawasan Dagestan.
Keluarga Abdulrashud Sadulev merupakan penganut Islam Sunni yang taat dan dirinya adalah anak terakhir atau si bungsu dari empat saudaranya.
Sejak kecil Sadulev telah dikenalkan olahraga gulat gaya bebas oleh sang ayah. Dirinya turut mendapat contoh pula dari sang kakak laki-laki.
Namun, ibu Sadulev melarang sang bungsu untuk menggeluti gulat gaya bebas dan ingin menjadi dokter saja lantaran trauma melihat sang kakak laki-laki yang pensiun karena cedera.
Akan tetapi ayah Sadulev tetap bersikeras mendidik si bungsu untuk terus menekuni olahraga gulat gaya bebas. Apa yang ditanam sang ayah menuai kebanggaan.
Sebab secara perlahan, Sadulev turut berhasil memenangkan beberapa gelar juara regional. Namun dunia pendidikan juga tak ditinggalkan Sadulev.
Sampai Sadulev turut pindah dari desa ke pinggiran kota untuk berlatih dengan klub Gulat Gamidov (sekolah olahraga Dagestan) di Makhachkala.
Tak jarang Sadulev menghabiskan waktu hingga satu sampai dua jam untuk ke klub Gulat Gamidov demi berlatih. Tak jarang ketika pulang, minta dijemput sang kakak.
Nama Sadulev mulai diperhitungkan ketika meraih gelar Kejuaraan Dunia Cadet 2012 nomor 76 kg (Baku) dan 2013 nomor 85 kg (Zrenjanin) di usia 16-17 tahun.
Saat menginjak usia 18 tahun, Sadulev turut merengkuh gelar World Championships, European Championships, Golden Grand Prix Ian Yarygin, Grand Prix Yasar Dogu, Wenceslas Ziolkoswki Memorial XXIII pada 2014.
Setahun berselang, World Championships, European Games, European Nations Cup, dan Alexander Medved International sukses direngkuh Sadulev.
Rendah Hati
Sampai pada akhirnya, Sadulev diturunkan Rusia untuk mengikuti ajang bergengsi yaitu Olimpiade 2016 Rio. Hasilnya? Sangat memuaskan.
Bahkan ada momen menarik yang bisa dilihat publik terhadap sosok Sadulev. Lantaran dirinya sangat rendah hati dalam membantu sesama.
Dalam mempersiapkan Olimpiade 2016, Sudalev diketahui sempat latihan dengan memanfaatkan alat bajak kebun sayur milik kakeknya.
"Saya tak bisa menjelaskan kepada kakek bahwa saya sedang berlatih untuk Olimpiade 2016," tulis Sadulev di akun media sosial pribadinya.
Pada tahun tersebut, Sadulev juga menggenggam gelar Wenceslas Ziolkoswki Memorial XXIII (Dabrowa Gornicza) dan European Championships U-23 (Ruse).
Atas beragam gelar juara yang diraih Sudalev dan juga mengharumkan nama Rusia, pegulat muslim ini turut mendapatkan satu juta pengikut lebih di Instagram.
Medali untuk Imam Shamil
Saat 2018, pegulat muslim ini banyak menyumbang medali emas di berbagai nomor sesuai dengan berat badannya. Padahal usianya masih sangat muda.
Setahun kemudian, ada sebuah momen luar biasa, dimana Sudalev turut mempersembahkan gelar World Championships (Nur-Sultan) terhadap ulama Imam Shamil.
Imam Shamil merupakan salah satu pangilma mujahidin dalam menyebarkan agama Islam di kawasan tempat lahirnya pegulat gaya bebas muslim Rusia itu.
"Saya ingin mempersembahkan kemenangan ini untuk ulama Imam Shamil. Setiap pemuda di Kaukasus menganggapnya sebagai panutan," kata Sudalev dikutip islam.ru, September 2019.
Dirinya juga menjelaskan ada sebuah kutipan Imam Shamil yang sampai saat ini dipegang teguh oleh Sadulev dalam menjalani kehidupannya.
"Bersikaplah rendah hati ketika naik dan berbelas kasihan dapat menjadi kuat," papar Sadulev.
Pegulat gaya bebas muslim itu sempat dilarang bermain selama empat bulan oleh United World Wrestling karena melakukan tindakan politis.
Beruntung bagi Sadulev, hukumannya bisa ditangguhkan dan bisa mengikuti kejuaraan paling tinggi keduanya, yaitu Olimpiade 2020 Tokyo.