Miris, Eks Manusia Tercepat Asia dari Indonesia Ini Hidup Melarat Sampai Hayat

Kamis, 28 Desember 2017 18:18 WIB
Editor: Ardini Maharani Dwi Setyarini
© Twitter/Goenawan Muhammad
Gurnam Singh Pelari Tercepat se-Asia era 60-an asal Indonesia Copyright: © Twitter/Goenawan Muhammad
Gurnam Singh Pelari Tercepat se-Asia era 60-an asal Indonesia

Anak zaman now tak banyak yang mengenal namanya. Gurnam Singh, merupakan atlet lari Indonesia keturunan India yang pernah digelari manusia tercepat se-Asia di era 60-an. Gurnam telah membawa nama bangsa ini harum lewat prestasi-prestasinya.

Dalam ASIAN Games 1962 di Jakarta, Gurnam meraih tiga medali emas. Dia bahkan sempat diundang oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno dan menjadi tamu kehormatan. Soekarno saat itu memberinya 20 ekor sapi serta 2 unit mobil, demikian seperti dilansir liputan6.com (18/8/2003).

Nasibnya 14 tahun yang lalu ketika media menguak kehidupannya sungguh nahas. Gurnam tak memiliki rumah bahkan kemana-mana hanya menggunakan sepeda butut sebagai kendaraannya. Dia berdomisili di Medan, Sumatera Utara.

Sebenarnya Gurnam pernah memiliki rumah kecil di Medan, namun dibongkar paksa pemerintah setempat pada 1972 lantaran tak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Sejak itulah Gurnam terpaksa berpindah-pindah tempat hidup dari satu kerabat ke kerabat lain. 

© Liputan6
Gurnam Singh Pelari Tercepat se-Asia era 60-an asal Indonesia Copyright: Liputan6Gurnam Singh Pelari Tercepat se-Asia era 60-an asal Indonesia

Gurnam malah sempat tinggal di sebuah kuil yang ada di kawasan Polonia Medan. Medali-medali yang pernah diperolehnya semasa mengikuti kejuaraan Internasional di Rumania, Filipina, dan Malaysia sudah dijual demi menyambung hidup. Sungguh miris.

Dari lansiran Kompas (30/11/2012), pada 2015, Gurnam yang saat itu berusia 74 tahun mencari cara datang ke Jakarta untuk mencari secercah harapan atas nasibnya sebagai atlet. Sampai di Jakarta, pemerintah pusat saat itu hanya menampung aspirasinya saja tanpa memperhatikan kondisi Gurnam yang sudah sepuh. 

Di Jakarta, Gurnam menjadi tuna wisma. Dia bahkan sampai mengemis sebelum akhirnya bertemu dengan komunitas Sikh di Jakarta. Gurnam pun akhirnya menghembuskan nafas di RS Sumber Waras pada 2006 di usia 75 tahun. Ketika tiada, saksi mata yang bersamanya mengatakan kondisinya mengenaskan tinggal tulang berbalut kulit.

Berkaca dari nasib Gurnam Singh, pemerintah sangat perlu sekali mengatur undang-undang soal perlindungan dan penghargaan bagi para atlet di masa tuanya agar mereka bisa hidup layak sebagaimana warga negara lain.