INDOSPORT.COM - Kisah pelari lintas alam wanita Indonesia Eni Rosita yang bisa bangkit usai disiram air keras oleh orang tak dikenal beberapa tahun lalu.
Eni Rosita dikenal sebagai salah satu sosok wanita tangguh yang memiliki hobi tak biasa dengan mengikuti ajang lari apapun sejak 2014 silam.
Berbagai kejuaraan lomba diikuti Eni Rosita, termasuk ketika ikut MesaSile Peak Challenge 2016. Ajang ini turut melintasi lima gunung di Jawa Tengah.
Gunung Andong, Merapi, Telomoyo, Merapi, hingga Gilibetung mesti dilintasi oleh para peserta yang di dalamnya ada Eni Rosita, tepatnya Oktober silam.
Pentas ini merupakan event internasional yang dimulai dan berakhir di Mesastila Resort, Magelang serta berlangsung selama dua hari saja.
Eni Rosita pun mengikuti kegiatan ini sejak awal dan berjalan baik-baik saja. Hingga tiba memasuki waktu malam, Eni Rosita berhenti di check point sebelum naik ke Gunung Merbabu.
Usai rehat sejenak, Eni Rosita dan satu peserta asal Filipina melanjutkan lomba dengan posisi wanita asal Ciputat itu di belakang orang dari luar negeri itu.
Saat sedang berlari, tiba-tiba seorang terduga pelaku yang menaiki motor dari arah belakang menyiramkan air ke arah Eni Rosita, yang diduga zat keras.
Air keras tersebut pun mengenai sebagian wajah, paha, hingga turun ke arah kaki. Semula tak ada rasa apa-apa, tiba-tiba sakit seakang terbakar baru dialami.
Hal itu pun membuat Eni Rosita meminta pertolongan. Beruntung lokasi penyiraman air keras itu masih di wilayah pemukiman dan warga langsung menolong.
Ibu dua anak ini pun dilarikan ke rumah sakit terdekat daerah Boyolali, Jawa Tengah, guna mendapatkan perawatan insentif secara cepat.
Insiden ini pun membuat Kepala Kepolisian Resort Boyolali AKBP Agung Suyono (kala itu) memerintahkan jajarannya untuk menangkap pelaku penyiraman air keras.
Meski begitu Eni Rosita memilih pulang ke Jakarta untuk berobat di rumah sakit yang mendukung proses pemulihan dari luka di area kakinya.
Pemilik akun media sosial Instagram @abangeni ini mengaku kalau siraman air keras itu hampir membuat otot-otot di area kakinya ada yang putus.
Ibu dua orang anak itu juga harus menjalani operasi sesuai saran dokter. Pasca operasi pun Eni Rosita harus menjalani masa pemulihan yang cukup memakan waktu.
Sampai-sampai dua buah hatinya enggan bertemu atau berbicara kepada sang ibu karena belum sanggup secara mental melihat Eni Rosita harus menjadi korban.