Bukan Olahraga Sembarangan, Tips Memilih Jenis Sepatu untuk Lari
INDOSPORT.COM – Memilih jenis sepatu yang tepat sesuai dengan ukuran kaki rupanya termasuk penting dilakukan bagi para pelari.
Hal ini bertujuan agar pelari dapat merasakan nyaman saat sedang berlari dan juga demi menghindari risiko terjadinya cedera.
Memilih jenis sepatu sejatinya dilihat berdasarkan bentuk kaki, pola jalan, dan bentuk tubuh dari masing-masing orang.
Lari merupakan jenis olahraga yang dinilai sangat mudah dilaksanakan sehingga membuatnya ramai peminat.
Namun sayangnya, masih banyak pelari yang acap kali mengabaikan soal teknik-teknik penting yang harus diterapkan ketika tengah berlari.
Oleh karenanya, tak sedikit pelari yang pernah mengalami pengalaman cedera sehingga harus vakum sementara waktu untuk berlari.
Untuk mengetahui lebih detail mengenai cara memilih jenis sepatu yang tepat untuk lari, Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, dr. Grace Joselini Corlesa, MMRS, Sp.KO, menjelaskan sebagai berikut:
1. Pelari yang memiliki bentuk telapak kaki high arch membutuhkan jenis sepatu neutral-stability
2. Pelari yang memiliki bentuk telapak kaki medium arch membutuhkan jenis sepatu stability
3. Pelari yang memiliki bentuk telapak kaki low arch membutuhkan jenis sepatu high-stability atau motion control
4. Pelari yang memiliki bobot tubuh yang lebih besar membutuhkan sepatu lari dengan bantalan ekstra untuk mengurangi pembebanan berlebih pada tulang dan sendi
5. Setelah Anda menemukan sepatu yang tepat, gunakan sebagai awalan untuk lari dengan jarak yang lebih pendek. Idealnya sepatu diganti setelah 400 kilometer atau sekitar 3-6 bulan.
1. Syarat untuk Bisa Ikut Lari Maraton
Selain itu, dr. Grace Jodelini Corlesa juga sekaligus membagikan sejumlah syarat seseorang dikatakan aman untuk bisa mengikuti kegiatan lari maraton.
Dikatakan dr. Grace, idealnya seorang pelari dapat berpartisipasi dalam lari maraton apabila:
1. Sudah terbiasa lari, minimal 1 tahun
2. Dapat mencapai lari 24-40 kilometer per minggu dengan nyaman
3. Sebelumnya sudah pernah 1-2 kali mengikuti kompetisi lari dengan jarak 5 kilometer, 10 kilometer, atau 21 kilometer (half marathon)
4. Sudah berlatih minimal 18 minggu
5. Ada berbagai rencana pelatihan yang efektif dan rinci bagi masing-masing tahapan, seperti pelari pemula, menengah, dan lanjutan.
Selain itu, dirinya juga menerangkan bahwa apabila para pelari mencurigai adanya cedera selama latihan yang semakin lama semakin nyeri, maka disarankan segera berkonsultasi dengan dokter.
Hal tersebut bertujuan agar para pelari mendapatkan diagnosis, penanganan, dan terapi latihan yang tepat dan sesuai untuk pemulihan cedera.
Terlebih tekanan dan jarak tempuh yang dilakukan pelari pada saat melakoni maraton lebih berat dibanding melakukan olahraga lari jarak pendek.