Apa jadinya jika juara gulat MMA dari Afrika Selatan adalah seorang tuna netra? Hal itu rupanya bukan menjadi kekurangan yang dirasakan oleh Ronald Dlamini.
Tahun 2009 lalu, Dlamini sempat berhasil menyabet gelar juara di kelas menengah. Namun usai berlaga di Selandi Baru pada 2012, Dlamini dilarikan ke rumah sakit dan didiagnosa menderita meningitis.
Dlamini harus melalui koma selama 10 hari sebelum ia tersadar dan menyadari bahwa ia mengalami kebutaan. Namun hal itu tak menyurutkan semangatnya dan tetap kembali ke dunia gulat.
"Suara langkah lawan saya mengatakan dimana mereka berada, dan saya mendengarkan desahan nafas mereka," ujar Dlamini dalam wawancaranya bersama media the Guardian.
Dari hanya mendengarkan kedua hal itu, Dlamini memanfaatkannya untuk mengetahui kapan lawannya merasa mulai lelah dan lemah.
"Jika saya melakukan kontak tubuh, saya tahu dimana sisa tubuh mereka dan mulai menghajarnya," ungkapnya. "Ketika saya mendapatkan tubuh lawan di tanah, saya akan mengunci mereka."
Saat ini, Dlamini memilih untuk menjadi pelatih bagi para pegulat pemula. Ia melatih para muridnya bagaimana menggunakan seluruh indera mereka, tak hanya indera pengelihatan saja.
Dlamini bahkan mengembangkan kemampuannya itu untuk sebuah program pertahan diri yang didasarkan pada campuran ilmu bela diri setelah dirinya bertemu dengan sejumlah korban kekerasan. "Saya berpikir bahwa kita benar-benar tahu apa yang mampu kita capai sampai batas kita diuji," ujar Dlamini.