Kerusuhan Khabib vs McGregor Sudah Direncanakan?
Pada awalnya, The Notorious merupakan pemegang sabuk Lightweight UFC kala itu. Namun, Presiden UFC Dana White, mencabut gelar ini dari tangan McGregor setelah petarung Irlandia ini tak kunjung mempertahankannya selama dua tahun lamanya, dan memilih fokus terhadap pertandingannya melawan Floyd Mayweather di ring tinju.
Tak ayal, sabuk yang tak bertuan ini pun diperebutkan oleh Khabib Nurmagomedov dan Al Iaquinta pada UFC 223. McGregor yang tak terima akan hal itu, langsung menyerang kedua petarung ini dan Dana White melalui ucapan-ucapannya.
Puncaknya, ketika The Eagle membalas ucapan McGregor dan menyerang Artem Lobov, salah satu rekan berlatih The Notorious. Tak terima akan hal itu, dirinya pun mendatangi konferensi pers terakhir UFC 223, dan menyerang bus yang dinaiki oleh Khabib secara brutal.
Wow @TheNotoriousMMA... I guess cocaine really is a hell of a drug #ufc223 #nerdbash2018 #DrugFreeWorkplace #DrugFreeIsTheWayToBe pic.twitter.com/AUpKCY07q8
— Colby Covington (@ColbyCovMMA) April 5, 2018
Sejak saat itulah, bumbu-bumbu drama antara keduanya terus menjadi-jadi. Bahkan, McGregor tak segan mengatakan Khabib dan manajernya Ali AbdelAziz seorang teroris. Layaknya sinetron, The Notorious menjadi pemain antagonis dan Khabib protagonis.
Lihat saja, bagaimana cara McGregor membangun citranya sebagai antagonis, sepanjang persiapan keduanya bertanding. Mulai dari memberikan minuman alkohol ke Khabib, hingga 'sengaja' terlambat ke konferensi pers terakhirnya, sudah cukup membuat karakter jahat layak disematkan ke dirinya.
Seperti cerita-cerita di setiap sinetron, hasil pertandingan ini pun berhasil dimenangkan oleh sosok protagonis, yakni Khabib. Sedangkan sosok antagonis yang diperankan oleh McGregor tak mampu berbicara banyak.
Namun, secara mengejutkan selepas akhir pertandingan, sosok baik dalam diri Khabib seketika hilang. Setelah dirinya tak mampu menahan amarahnya akibat komentar-komentar rasis yang diucapkan oleh Danis.
Bila pertandingan ini benar-benar sinetron, apakah para produser tak tertarik membuat season 2?