INDOSPORT.COM – Legenda tinju Mike Tyson memang sudah lama pensiun dari dunia olahraga, tapi itu bukan berarti ia sepenuhnya meninggalkan olahraga pertarungan. Mantan juara dunia kelas berat itu masih mengikuti perkembangan dunia tinju dan olahraga pertarungan lainnya, termasuk UFC.
Dilansir International Business Times, pria 53 tahun itu bahkan mengaku punya petarung UFC favorit. Namun alih-alih menyebut petarung terkenal seperti Conor McGregor atau Khabib Nurmagomedov, Tyson justru menyebut Jon Jones sebagai petarung favoritnya.
“Jon Jones. Dia adalah yang terbaik,” ungkap si Leher Beton. “Kedisiplinannya, konsentrasinya, hasratnya untuk meraih kemenangan, dia selalu berada di level terbaik.”
“Masa-masa saat ini adalah miliknya. Dalam hal pertarungan, dia yang terhebat. Dia adalah orang yang saya inginkan,” puji Tyson.
Jon Jones sendiri berada di peringkat pertama UFC secara pound-for-pound. Ia bahkan memiliki rekor menakjubkan dengan catatan hanya mengalami 1 kekalahan dari 28 pertandingan yang telah dijalaninya. Satu-satunya kekalahannya dialami dari Matt Hamill pada tahun 2009 lalu.
Hebatnya, kekalahan dari Hamill itu terjadi karena ia didiskualifikasi. Dengan demikian, sebenarnya Jones belum pernah mengalami kekalahan langsung di dalam oktagon.
Jones sendiri kini dikenal sebagai juara bertahan di kelas berat ringan. Ia meraih gelar lowong tersebut setelah menundukkan Alexander Gustafsson melalui kemenangan TKO pada 2018. Sejak itu ia telah 3 kali mempertahankan gelarnya, dengan pertarungan terakhir terjadi Februari 2020 lalu ketika ia mengalahkan Dominick Reyes.
Namun meski dikenal sebagai petarung yang mumpuni, Jones kerap kali terlibat masalah di luar oktagon. Petarung asal Amerika Serikat ini bahkan telah beberapa kali ditangkap polisi akibat beberapa kasus, di antaranya tabrak lari dan menyetir dalam keadaan mabuk.
Di UFC sendiri, Jones juga pernah beberapa kali tersandung kasus doping. Pada tahun 2017 lalu, ia bahkan sempat terancam dijatuhi hukuman larangan bertanding selama 4 tahun bulan akibat kasus tersebut, meski kemudian hukuman yang dijatuhkan kepadanya berkurang drastis menjadi 15 bulan.