INDOSPORT.COM - Conor McGregor menjadi salah satu petarung seni bela diri bebas atau Mixed Martial Arts (MMA) yang sukses mendompleng kepopuleran olahraga ini di mata dunia.
Ketenaran McGregor dimulai saat bergabung dengan UFC pada tahun 2015. Di tahun debutnya, ia langsung menyabet dua gelar bergengsi sekaligus yakni kelas Kandang Warriors Bulu dan Ringan.
Perlahan tapi pasti, McGregor banyak memenangkan pertandingan di UFC, hingga mampu membuat namanya semakin melejit sebagai salah satu petarung hebat dan disegani.
Tak hanya karena prestasi dan ketangguhannya, publik juga mudah mengenali Conor McGregor karena ciri khas uniknya.
Sosok berjulukan The Notorious itu terkenal dengan ciri khas trash talk dan prediksi akurat untuk menghabisi lawan-lawannya.
Tak ayal di setiap pertandingan UFC, banyak publik yang menjagokan namanya sebagai pemenang.
Akan tetapi karier McGregor di UFC perlahan seperti pepatah yang mengatakan sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga.
Artinya, pria asal Irlandia itu mengalami penurunan performa, yang berimbas terhadap jalan kariernya yang mulai menurun.
Prestasi dia mulai merosot ketika dikalahkan Nate Diaz pada UFC 196 atau 5 Maret 2016 lalu. Sejak kekalahan itu, McGregor hanya mengantongi 3 kali kemenangan dan 2 kali kekalahan di UFC.
Pada laga terakhirnya di UFC 257 pada Januari 2021 lalu, McGregor harus mengakui ketangguhan Dustin Poirier yang mampu merebut hasil positif dengan kemenangan TKO di ronde kedua.
Performa buruk Conor McGregor ini kemudian dikomentari pedas oleh mantan petinju Irlandia, Jono Corroll.
Ia menyebut bahwa McGregor saat ini seperti sosok yang idiot, karena menjadi lemah setelah namanya semakin kaya raya dan terkenal.
"Sejujurnya, saya menyukai Conor ketika masa-masa awalnya. Saya sangat menikmati semuanya di awal," kata Carroll kepada Fred Talks Fighting.
"Saya suka melihat dia cukup positif dan dia hanya orang biasa dari Dublin, Anda tahu apa yang saya maksud. Dia dulu selalu menggunakan semua kata yang sama."
"Saya benar-benar mendukung dia. Saya pikir dia hebat dan kemudian semakin dia terkenal, semakin dia merasa dirinya superstar, dia semakin idiot."
"Dia mulai bertingkah sesuka hati, Anda mulai percaya pada hype-nya sendiri. Anda tahu apa yang saya maksud," tukasnya.