Kisah Mengetuk Hati Amir Khan, Naik Ring Demi Ayah yang Tengah Kritis
INDOSPORT.COM - Terdapat kisah mengetuk hati dari petarung MMA asal Singapura, Amir Khan, yang akan naik ring di kompetisi ONE Championship demi ayahnya yang tengah kritis.
Amir Khan akan menghadapi Rahul “The Kerala Krusher” Raju dalam ajang ONE Championship bertajuk ONE: REIGN OF DYNASTIES pada 9 Oktober mendatang.
Namun sebelum bertarung, atlet kombat berusia 25 tahun itu menyimpan kesedihan dalam hatinya, yakni sang ayah, Tajudeen baru saja didianogsa mengidap kanker otak.
Sekitar dua bulan lalu, Amir menyadari ada kejanggalan dalam diri ayahnya terutama saat membantu Tajudeen naik ke tempat tidurnya, yakni mendadak kejang.
Berdasarkan rilis yang diterima INDOSPORT. setelah dilarikan ke rumah sakit setempat dan menjalani pemeriksaan medis seperti CT scan, scan otak, MRI dan Biopsi, Tajudeen ternyata didianogsa mengidap kanker Tahap IV.
Yaitu limfoma otak, sebuah penyakit yang dengan cepat berdampak pada sistem syaraf pusat. Itu dapat menyebabkan perubahan dalam perilaku dan kepribadian, kejang-kejang, serta dalam beberapa bulan kemudian, kematian.
“Saya merasa kalah, hancur. Para dokter memberinya tiga sampai enam bulan, namun mereka tidak mengetahuinya, benar? Itulah estimasi kasarnya. Mereka mengatakan bahwa ia mungkin tak memiliki waktu lama untuk hidup,” kata Amir Khan.
“Ia tidak ingin saya terus hidup dengan depresi atau terdampak oleh skenario ini, maka saya hanya mencoba membuat tiap hari berarti dan tetap positif. Dan siapa tahu, ia mungkin hidup lebih lama lagi," tambahnya.
Sang ayah pun diprediksi tak bisa memiliki umur panjang, dan hanya 30 persen yang dapat hidup selama lima tahun setelahnya, termasuk harus menjalani perjuangan panjang nan menyakitkan dengan efek kemoterapi, di mana Tajudeen memutuskan tak mau menjalani terapi tersebut.
“Ia memutuskan untuk tidak menjalani kemo karena prosedurnya menyakitkan. Ia tak ingin menjalani saat-saat terakhi dengan penderitaan. Maka, kami menghormati keinginannya dan mencoba untuk memanfaatkannya dengan sangat baik,” jelasnya.
Inilah sebuah perkiraan yang optimis bagi pria asal Singapura ini, yang dalam setahun terakhir berkutat dengan serangkaian skenario yang mengubah hidup dan berdampak pada karier profesionalnya.
Dari hasil negatif di atas ring, COVID-19, larangan berlatih, sampai diagnosa ayahnya, Amir terpaksa menghadapi kenyataan paling menyakitkan, bahwa seringkali kehidupan itu tak dapat ditebak.
Sebenarnya, Tajudeen tak pernah membiarkan anaknya melewatkan apa pun, baik saat Khan berjuang dengan Sindrom Tourette atau mengatasi berbagai tantangan di dalam ring.
Saat Amir berusia 15 tahun, contohnya, ayahnya terbang bersamanya ke Thailand, di mana atlet ini berlatih selama dua bulan demi laga perebutan gelar Muay Thai perdananya di Phuket.
Baik Amir dan Tajudeen memang memiliki hubungan ayah dan anak yang sangat akrab. Kabar menyakitkan ini lantas tak akan menghentikan perjuangannya.
Kini, dengan ayahnya yang sedang berjuang demi hidupnya, Khan berjanji bahwa para penggemar bela diri akan kembali melihat pencetak KO ini tampil, bukan untuk menyaingi petarung lain, tapi karena ia mungkin hanya memiliki satu kesempatan lagi untuk membahagiakan ayahnya.
“Saya ingin mendapatkan kemenangan yang bagus bagi ayah saya. Tak hanya sebuah kemenangan, namun menghentikan [Rahul] karena saya tahu itu akan membuatnya bangga dan bahagia,” kata Amir.
“Perasaaan untuk membuatnya berbahagia dan melihat kegembiraan di matanya itu adalah kebahagiaan terbesar bagi saya, karena saya peduli dan menyayangi ayah saya.”
Melewati itu semua, ada sebuah misi yang tetap sama bagi Amir Khan, kecuali hari-hari ini, di mana ada kepentingan yang jauh lebih besar.
“Tujuan saya tetap masih menjadi seorang Juara Dunia,” katanya. “Dan saya harap ia akan ada di sana untuk melihat saya meraih tujuan itu.”