Salah seorang pengawas tampak mengecek kesiapan dan keamanan dinding panjat, sebelum digunakan. Ialah Hendrawan, instruktur sekaligus pelatih tim junior panjat tebing dari Federasi Panjat Tebing Indonesia. Pria yang akrab disapa Bule ini mengungkap meski kondisi dinding panjat buruk, namun fasilitas panjat tebing tersebut masih sesuai dengan standar internasional.
“Dinding panjat tebing ini setidaknya masih sesuai standar internasional, namun semakin ke depan kan kami memerlukan beberapa peralatan baru, karena jujur untuk fasilitas panjat tebing ini dari waktu ke waktu banyak yang harus diperbarui,” ujar Bule kepada INDOSPORT.
“Dana yang dikeluarkan untuk perbaikan itu kan dari KONI dan kadang itu juga tak selalu keluar. Jadi jika kami butuh beberapa peralatan baru biasanya itu kami tanggung sendiri dulu dari kantong pribadi,” tambah Bule.
Berdasarkan pantauan INOSPORT, area menara panjat di GOR Soemantri yang bersebelahan dengan pusat perbelanjaan, turut dijadikan lahan parkir. Jika dalam kondisi ramai, para atlet atau masyarakat yang ingin latihan tidak leluasa berlatih.
Area panjat tebing di GOR Soemantri Brodjonegoro juga dijadikan lahan parkir.
Dinding panjat tersebut dapat digunakan untuk nomor speed, boulder, dan lead. Khusus untuk nomor boulder, dinding panjat tak dibuat terlalu tinggi dan tersedia matras di bagian bawah untuk tempat mendarat pemanjat yang terjatuh.
Menara panjat itu sendiri merupakan fasilitas milik Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI). Namun, boleh digunakan untuk masyarakat umum yang ingin menikmati sensasi adrenalin saat menaiki dinding panjat.
“Fasilitas dinding panjat boleh digunakan untuk masyarakat umum karena ada kelas umum juga yang dibuka untuk siapa pun yang ingin mencoba. Banyak yang mengikuti kelas panjat tebing, namun syaratnya harus minta izin terlebih dahulu ke FPTI,” ujar Bule.