Bandros mulanya merupakan bus tingkat yang di sediakan pemerintah Kota Bandung untuk para wisatawan yang mau berkeliling di Kota Kembang. Menariknya, bus ini tidak hanya digunakan untuk mengantar para wisatawan keliling Bandung.
Pada 2014 silam, Bandros juga dipakai tim Persib Bandung untuk merayakan keberhasilan menjadi juara Liga Super Indonesia. Bus dengan kapasitas 40 itu menganggkut seluruh pemain Maung Bandung beserat orang-orang yang bekerja untuk Persib.
Kali ini, bus Bandros kembali digunakan untuk hal yang sama, yaitu mengarak kontingen Indonesia peraih medali di Olimpiade Rio 2016. Bus pariwisata Bandung ini didekorasi dengan nuansa warana merah dan putih beserta logo Asian Games 2018 Indonesia.
Bus Bandros saat didekorasi di halaman kantor Kemenpora.
Jika melihat dua kejadian tersebut, sudah selayaknya Pemerintah Indonesia punya bus sendiri untuk melakukan arak-arakan atas keberhasilan atlet. Sebab, sejauh ini Singapura punya bus yang memang khusus disediakan untuk arak-arakan.
Pada 18 Agustus 2016, Singapura juga melakukan arak-arakan guna merayakan keberhasilan atlet renangnya meraih medali emas di Olimpiade Rio 2016. Joseph Schooling diarak di kawasan Marine Terrace setelah meraih emas pertama untuk Singapura di Olimpiade.
Double-decker jadi alat transportasi untuk mengarak Joseph Schooling.
Sedangkan Indonesia, terhitung pada hari ini, Selasa, 23 Agustus 2016, memulai arak-arakan dengan menjemput tim ganda campuran bulutangkis Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, di Bandara Soekarno-Hatta menuju kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Acara arak-arakan pun tidak berakhir sampai di situ. Esok harinya arak-arakan akan berlanjut ke Istana Presiden bersama dua atlet angkat besi yang sudah meraih medali perak, yaitu Eko Yuli dan Sri Wahyuni.